Minggu, 25 April 2010

BAPA dan ANAK dan ROH KUDUS








BAPA, ANAK & ROH KUDUS

Selasa, 20 April 2010

YESUS , RAJA MAHA ESA!

YESUS, RAJA MAHA ESA!


     Suatu hari, seorang Kristen mengalami kebingungan ketika menjawab pertanyaan dari seorang Muslim: "Tuhan orang Kristen ada tiga, ya?!". Meski geram karena 'dituduh' memiliki 'tiga' Tuhan, namun orang Kristen tersebut tetap sulit untuk menjawab pertanyaan tadi secara tegas dan singkat untuk meyakinkan orang Muslim tadi bahwa sesungguhnya Tuhannya adalah Esa adanya. Kebanyakan orang Kristen merasa terikat dan tak berdaya untuk menjawab pertanyaan di atas tadi karena sulitnya menjelaskan dogma 'trinitas', yakni 'Tuhan Bapa, Tuhan Putra, dan Tuhan Roh Kudus' yang merupakan 'tiga pribadi namun satu'. Dogma yang sudah sedemikian lama membatin di dalam kehidupan pemimpin dan umat agama Kristen. Langsung atau tidak, ketidakmengertian dalam menjelaskan ke-Esa-an Yesus pada kasus di atas akan berdampak terhadap penginjilan yang dilakukan kepada orang-orang yang membutuhkan keselamatan.


     Pembaca budiman, Buku ini akan menjelaskan kepada Saudara ke-Esa-an Yesus sebagai Raja dan Juruselamat manusia, dari sudut pandang atau wawasan Injil Kerajaan Sorga yang diberitakan Yesus [Mat.9:35], bukan dari sudut pandang atau wawasan agama (Kristen). Oleh karena Injil Kerajaan Sorga itu begitu misteriusnya, sehingga untuk memahaminya harus dituntun oleh Kerajaan Sorga dan dikaruniakan sesuai kemauan Yesus sendiri. Yesus menyampaikan ini kepada murid-murid, dalam Mat.13:11: Jawab Yesus: "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia misteri Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak." Dalam teks bahasa Inggrisnya, Mat.13:11 ini berbunyi:
He answered and said to them, "Because it has been given to you to know the mysteries of the kingdom of heaven, but to them it has not been given."

    Penerjemahan yang lebih tepat seharusnya adalah 'misteri' bukan 'rahasia'. Definisi mistery
(Inggris): a religious truth that one can know only by revelation and cannot fully understand. Dalam bahasa Indonesia: suatu kebenaran yang hanya dapat diketahui oleh seseorang melalui hikmat (wahyu) dan tidak dapat dimengerti sepenuhnya (kecuali oleh Yang Empunya misteri).

Dalam bahasa asli Perjanjian Baru, yakni bahasa Yunani, Mat.13:11 berbunyi: o de [AND HE] apokriyeiv [ANSWERING] eipen [SAID] autoiv [TO THEM,] oti [BECAUSE] umin [TO YOU] dedotai [IT HAS BEEN GIVEN] gnwnai [TO KNOW] ta [THE] musthria [MYSTERIES]
thv [OF THE] basileiav [KINGDOM] twn [OF THE] ouranwn [HEAVENS] ekeinoiv de ou [BUT TO THEM] dedotai [IT HAS NOT BEEN GIVEN.]

 Oleh karena itu, bagi Pembaca yang mau meneruskan membaca buku ini, silakan mengucapkan doa berikut, agar pemahaman yang diperoleh adalah pemahaman yang benar seturut wawasan Injil Kerajaan Sorga;

Saya bermohon tuntunan Roh Yesus di dalam memahami kebenaran yang disampaikan dalam buku ini dalam wawasan Injil Kerajaan Sorga. Kiranya Yesus memberikan saya roh hikmat dan pengertian. Semua roh jahat yang mau mengganggu saya dalam pembacaan ini, saya perintahkan menyingkir demi nama Yesus. Saya juga menyingkirkan sumbat-sumbat Iblis dari dalam batinku. Leluasa kiranya Roh Yesus mengajari saya. Saya bermohon, kiranya kuasa Yesus membungkus saya dan Yesus mengutus malaikat sorga untuk menjaga saya dalam pembacaan ini. Mulialah Yesus, Raja Sorga yang menciptakan saya. Amin.

DOGMA TRINITAS: MEMBINGUNGKAN?

Sebagian besar orang Kristen mengalami kesulitan untuk menjelaskan dogma 'trinitas' yang cukup 'berat' ini. Karena begitu rumitnya, sehingga sewaktu dihadapkan dengan orang-orang yang mempertanyakan tentang ke-Esa-an Yesus, orang Kristen menjadi 'gagap' dan tidak mampu menjelaskan 'trinitas' dengan sempurna, selalu ada yang ketinggalan, terjadi perbantahan, bahkan penjelasannya bisa berjam-jam! Sering sekali, di dalam penginjilan, para Penginjil tidak selalu memiliki keistimewaan keleluasaan waktu yang panjang (sering sekali berlangsung dalam hitungan menit!) dalam menyampaikan tentang Yesus kepada orang yang membutuhkan keselamatan, apalagi kepada orang-orang 'fundamentalis' yang belum percaya. Malahan, kalau penyampaian bertele-tele dan berliku-liku akan memberi celah bagi Iblis untuk membuat orang yang sedang diinjili merasa bosan dan merasa diceramahi. Hal ini akan menimbulkan kerugian bagi Kerajaan Sorga. 

Bagaimana mungkin seorang Penginjil dapat meyakinkan orang yang diinjili untuk mengerti bahwa TUHAN yang disembah orang Kristen adalah 'tiga pribadi namun satu", sulit memang. Sesungguhnya
kesulitan ini terjadi karena Pemimpin agama Kristen masa itu sudah 'mengkotak-kotakkan' Tuhan Yang Maha Pencipta ke dalam 'tiga pribadi'. Asal-muasal dari munculnya paham 'trinitas' ini adalah pemahaman yang berkembang di kalangan Theolog pada masa awal sejarah gereja besar pada saat itu. Kontroversi 'trinitas' menimbulkan pertentangan pendapat di antara para Theolog dan pemimpin Gereja, karena tidak mempunyai konsepsi yang jelas di antara mereka sendiri. Yesus sendiri tidak pernah mengajarkan tentang 'trinitas'.


Rumusan 'trinitas' berasal dari seorang Theolog yang bernama Athanasius, seorang gerejawan dari Alexandria, Mesir, rumusannya tersebut selanjutnya diterima oleh Konsili (Dewan) Nicea Gereja Katolik tahun 325, artinya lebih dari tiga abad sesudah masa Anak Manusia di bumi. Paham atau dogma 'trinitas' itu sendiri menimbulkan kelinglungan di antara para ahli agama Kristen masa itu, bahkan kelinglungan tersebut diwariskan sampai sekarang. Lebih ironis lagi, hal tersebut sudah diketahui oleh orang-orang yang yang bukan Kristen (Muslim, dll) dan memanfaatkan kelinglungan tersebut untuk memojokkan orang-orang Kristen dan membuat kebanyakan Penginjil 'gagap' dalam menjelaskan urusan ini.

Biarlah para Theolog dan pemimpin Gereja yang bertanggung-jawab dalam menjelaskan dogma tersebut, bagi murid Yesus yang mau belajar pada Yesus, cukup menjelaskan dengan sederhana saja bahwa Yesus, Raja Sorga, Esa! Bantahan-bantahan yang timbul akan tertutupi, tidak ada celah, apabila murid Yesus sudah menutup diri dari perbantahan yang berkisar pada urusan 'jumlah' pribadi Tuhan Yang Maha Pencipta. Hal ini akan semakin diperjelas dalam bagian-bagian mendatang dalam Buku Kecil ini.

 

  • BAPA DAN ANAK DAN ROH KUDUS

Sesungguhnya Yesus sedang mengajarkan kepada murid-murid untuk mengenal bahwa Bapa dan Anak dan Roh Kudus adalah "Yesus" di dalam Mat. 28:19: "...Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus"

Sabda dalam Mat.28:19 tersebut, kalau dibaca dalam tuntunan hikmat sorgawi, sangat jelas (eksplisit) berbicara tentang nama bukan sedang mengajarkan paham 'trinitas'! Para murid Yesus yang mengenal secara pribadi nama yang dimaksudkan Mat.28:19 di atas tadi, pastilah akan membaptis di dalam nama tersebut.

 Mari kita lihat, di dalam nama siapa para murid membaptis, silakan periksa catatan dalam Kisah Para Rasul, antara lain, berikut ini: 


 

  • Kis.2:38: [38] Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.";


 

  • Kis.10:48: [48] Lalu ia menyuruh mereka dibaptis dalam nama
    Yesus Kristus. Kemudian mereka meminta Petrus, supaya ia tinggal beberapa hari lagi bersama-sama dengan mereka;


 

  • Kis.19:5: [5] Ketika mereka mendengar hal itu, mereka memberi diri mereka dibaptis dalam nama Tuhan Yesus; dan lain-lain.

Jelas sekali bahwa para murid pada masa itu membaptis dalam nama Yesus! Mereka tidak mengalami kerepotan dalam mengenal TUHAN YANG ESA, karena mereka tahu persis siapa Bapa dan Anak dan Roh Kudus, tidak lain dan tidak kurang, yaitu: Yesus. Dengan demikian, ketika para murid dalam doanya menyapa Yesus, mereka sedang menyapa Yang Maha Pencipta! Tidak tercatat pula para murid mengajarkan 'trinitas', karena para murid sibuk menyampaikan Injil Kerajaan Sorga kepada orang-orang yang membutuhkannya!


 

Sebetulnya, untuk sekedar 'aman' dari tanggung-jawab rohani di hadapan Mahkamah Sorgawi kelak, para Jurubaptis cukup membaptis dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus tanpa embel-embel nama-nama (ilah) lain yang salah di hadapan Raja Sorgawi. Jauh lebih bagus lagi, para Jurubaptis membaptis orang-orang dalam nama Yesus saja, meniru ketegasan sikap para rasul di atas tadi.


 

Tentang nama Yesus, masih banyak orang Kristen di masa kini juga kurang memahami kebenaran tentang nama itu. Malaikat Gabriel, datang khusus memberitahu Yusuf, tunangan Maria, agar memberi nama "Yesus" kepada Bayi itu. Nama tersebut diberi tahu [Mat.1:21] sebelum Anak Manusia lahir. Berarti nama "Yesus" sudah disandang oleh Roh Yesus, sejak di Sorga.
Berarti juga bahwa nama Yesus berasal dari Sorga! Bahasa Sorga. Tidak perlu di-'ibrani'-kan menjadi 'yahshua', 'yoshua', 'yehoshua', atau lainnya. Gabriel perlu memberi tahu lebih dahulu agar jangan Bayi itu menyandang nama-cemar, dari bumi, harus menyandang Nama-kudus, yang sudah disandang Raja Sorga sejak di Sorga! Kenyataan ini memberi kesimpulan: Nama Yang Maha Tinggi di Sorga adalah Yesus (Kristus)! Tidak perlu dicari nama lain bagi Yang Mahatinggi! Cukup menyembah Dia dalam nama yang Dia sendiri berikan! Sebab apapun urusan yang Saudara ingin selesaikan, jika diselesaikan bersama Raja (Sorga), maka tidak ada tokoh lain yang dapat menghalangi. Mulialah Yesus Kristus!

  • YANG MAHA PENCIPTA ADALAH ROH ADANYA!


     

Bagi yang pernah membaca Yoh.4:24, tentunya akan cepat memahami judul tulisan pada bagian ini. Benar, TUHAN yang disembah oleh orang percaya adalah TUHAN yang Roh, bahkan Dia adalah Bapa segala roh. Roh (yang tidak kasat mata) tidak dapat dibatasi oleh suatu bejana/wadah yang kasat mata. Roh tersebut bebas untuk bergerak ke mana saja. Ia seperti angin yang bertiup ke mana Ia mau [Yoh.3:8] sesuai kehendak-Nya. Demikian juga Roh Yang Maha Pencipta memulai penciptaan-Nya terhadap bumi dan seluruh isinya, Roh tersebut melayang-layang sesuka-Nya [Kej.1:2] untuk melakukan apa yang menjadi kehendak-Nya.


 Oleh karena Yang Maha Pencipta adalah Roh maka kita harus memahami tentang alam roh, selain alam fisik. Bahwa sesungguhnya manusia juga terdiri dari tubuh alamiah dan tubuh rohaniah [1Kor.15:44-46]. Tubuh yang dapat dilihat secara kasat mata adalah tubuh alamiah, yang tidak dapat dilihat secara kasat mata adalah tubuh rohaniah. Tubuh rohaniah (Ibrani:
nesh-aw-maw, Inggris:
breath, spirit) itulah yang dihembuskan (Ibrani: naw-fakh', Inggris: to breathe, to blow; Indonesia: hembusan 'nafas')
oleh Yang Maha Pencipta ke dalam 'daging' atau tubuh alamiah manusia [Kej.2:7].


 Tubuh roh berdiam pada tubuh alamiah dan menggerakkan tubuh alamiah [Ayb.33:4]. Tubuh roh tetap berdiam dalam tubuh alamiah selama Yang Maha Pencipta ijinkan, karena roh yang dari TUHAN tersebut tidak selamanya tinggal dalam tubuh manusia [Kej.6:3]. Tubuh yang akan dibangkitkan pada hari kebangkitan adalah tubuh rohaniah [1Kor.15:44], tubuh jasmaniah akan kembali menjadi tanah seperti semula [Pkh.12:7]. Sehingga tidak ada berkat dari orang yang sudah mati! Banyak orang-orang yang memohon berkat dari orang-orang (terhormat/suci?) yang sudah mati! Sungguh mendukakan hati Yesus! [Pkh.9:5-6]. Tidak ada manfaatnya menghormati orang-orang yang sudah mati! [Luk.16:20-31; Ayb.7:9-10 ].

  • ROH DAPAT DIBAGI ! [Yoh.3:34]


 Dalam Yoh.3:34 sangat jelas disebutkan bahwa TUHAN mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas. Artinya TUHAN dapat membagikan Roh-Nya seturut kehendak-Nya. Dalam bahasa Inggris, Yoh.3:34 ini berbunyi: "For He whom God has sent speaks the words of God, for God does not give the Spirit by measure.

Kalimat God does not give the Spirit by measure, secara harfiah,
berarti TUHAN memberikan (give) Roh-Nya tanpa terbatas! Kenapa tidak terbatas? Karena karakter Roh TUHAN yang memang tidak pernah terbatas!, sehingga Dia bisa membagikannya seturut rancangan-Nya.


Contoh pembagian roh ini dapat dilihat dalam catatan 2Raja 2:8-15:

[8] Lalu Elia mengambil jubahnya, digulungnya, dipukulkannya ke atas air itu, maka terbagilah air itu ke sebelah sini dan ke sebelah sana, sehingga menyeberanglah keduanya dengan berjalan di tanah yang kering. [9] Dan sesudah mereka sampai di seberang, berkatalah Elia kepada Elisa: "Mintalah apa yang hendak kulakukan kepadamu, sebelum aku terangkat dari padamu." Jawab Elisa: "Biarlah kiranya aku mendapat dua bagian dari rohmu." [10] Berkatalah Elia: "Yang kauminta itu adalah sukar. Tetapi jika engkau dapat melihat aku terangkat dari padamu, akan terjadilah kepadamu seperti yang demikian, dan jika tidak, tidak akan terjadi." [11] Sedang mereka berjalan terus sambil berkata-kata, tiba-tiba datanglah kereta berapi dengan kuda berapi memisahkan keduanya, lalu naiklah Elia ke sorga dalam angin badai. [12] Ketika Elisa melihat itu, maka berteriaklah ia: "Bapaku, bapaku! Kereta Israel dan orang-orangnya yang berkuda!" Kemudian tidak dilihatnya lagi, lalu direnggutkannya pakaiannya dan dikoyakkannya menjadi dua koyakan. [13] Sesudah itu dipungutnya jubah Elia yang telah terjatuh, lalu ia berjalan hendak pulang dan berdiri di tepi sungai Yordan. [14] Ia mengambil jubah Elia yang telah terjatuh itu, dipukulkannya ke atas air itu sambil berseru: "Di manakah TUHAN, Sembahan Elia?" Ia memukul air itu, lalu terbagi ke sebelah sini dan ke sebelah sana, maka menyeberanglah Elisa. [15] Ketika rombongan nabi yang dari Yerikho itu melihat dia dari jauh, mereka berkata: "Roh Elia telah hinggap pada Elisa." Mereka datang menemui dia, lalu sujudlah mereka kepadanya sampai ke tanah.

    Apakah Saudara dapat menampak kebenaran atas kata-kata yang digarisbawahi di atas? Elisa beroleh dua bagian roh yang 'diminta'nya kepada Elia (sesungguhnya TUHAN yang mengaruniakan!). Dia dimampukan untuk melakukan tanda ajaib [ayat 14] sebagaimana dilakukan oleh Elia. Ini terjadi karena roh yang dari TUHAN, yang memampukan Elia melakukan tanda ajaib, telah 'transfer' kepada Elisa. Hanya saja para nabi salah menilai [ayat 15] dalam konteks ini, mereka pikir 'roh Elia' yang hinggap kepada Elisa, sesungguhnya roh dari TUHAN yang ada pada Elia telah dibagikan dan hinggap pada Elisa.

Demikian juga sewaktu Yang Maha Pencipta turun ke bumi mengambil rupa manusia (Anak Manusia), dengan menggunakan rahim Maria, untuk menjalankan misi penyelamatan manusia ciptaan-Nya, Dia menaruhkan sebagian Roh-Nya kepada Anak Manusia tersebut (Roh Yang Maha Pencipta hinggap pada Anak Manusia), sehingga Anak Manusia menampilkan kuasa Bapa. 

Sewaktu Anak Manusia ada di bumi, sorga tidak kosong bukan? Sebab kalau sorga pada waktu itu menjadi kosong, tentulah tidak mungkin ada pernyataan dari Sorga terhadap Anak Manusia yang disaksikan Yohanes pembaptis dalam Mat.3:16-17:

[16] Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh TUHAN seperti burung merpati turun ke atas-Nya, [17] lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."

Roh TUHAN yang berkata-kata itu menunjukkan dengan jelas bahwa Roh Yang Maha Pencipta (Yesus) telah turun ke atas Anak Manusia. Jadi, yang berkuasa di dalam Anak Manusia bukan daging tetapi Roh-Nya [Yoh.6:63: Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup]. Roh yang ada di dalam Anak Manusia yang melakukan pekerjaan-pekerjaan-Nya [Yoh.14:10].

NOTE: Ingatlah Saudara, tidak ada satu halpun, di bumi maupun di Sorga, yang Roh Yesus tidak dapat lakukan, Dia mampu lakukan segalanya yang Dia mau!

 

  • MISI PENYELAMATAN MANUSIA OLEH YANG MAHA PENCIPTA (YESUS KRISTUS) SENDIRI

 Saudara yang dikasihi Yesus, tolong perhatikan gambar berikut ini, untuk memudahkan Anda memahami dan menampak Kebenaran itu, bahwa Yesus sendiri (Pribadi Maha Esa) yang melakukan semua pekerjaan-Nya dalam menyelamatkan manusia karena (Roh) Yesus adalah omnipotent [Maha Mampu, Luk.1:37], omniscient [Maha Tahu, Mzm.139:1-6], dan omnipresent [Maha Hadir, Mzm.139:7-10];


Saudara yang dikasihi Yesus, perhatikan simbol F,H, danE yang Penulis letakkan dalam gambar di atas, 'Pelaku'
semua proses di atas adalah Pribadi (Roh) yang sama, yakni (Roh)
Yesus Yang Maha Pencipta
. Dalam konteks ini, Dia sendiri (Yesus Esa) yang melakukan misi penyelamatan manusia, tidak ada pribadi lain: bukan tiga pribadi, tetapi hanya satu Pribadi! Itu makanya Yesus menyatakan dengan tegas: AKU DAN BAPA ADALAH SATU [Yoh.10:30].

Pernyataan ini menyebabkan Yesus diancam lemparan batu oleh orang-orang Yahudi, karena orang-orang Yahudi 'tidak sudi' Anak-Manusia menyamakan diri-Nya dengan TUHAN! [Yoh.10:33]. Orang-orang Yahudi tersebut menilai Yesus 'keterlaluan' dengan menyamakan diri-Nya dengan BAPA, karena yang mereka lihat adalah manusia yang berkata-kata, namun sesungguhnya Roh Yesus yang ada di dalam Anak Manusialah yang menyatakan semua itu [Yoh.14:10].

Ke-Esa-an Yesus dapat dilihat dari sabdaNya berikut, Mrk.12:29:
"Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Sembahan kita, Tuhan itu esa." Jelas sekali bahwa Yesus tidak menyebutkan 'trinitas' di sana, karena sesungguhnya sewaktu Yesus menyampaikan sabda tersebut, Dia sedang mengajarkan bahwa Yang Maha Pencipta itu Esa adanya. Yang Maha Pencipta sendiri menyatakan itu melalui 'mulut' Anak Manusia, ditegaskan dalam Yoh.10:30!

Roh Kudus adalah Yesus sendiri, sebagaimana dengan jelas diajarkan Yesus dalam Yoh.15:26: Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku. Roh Kudus keluar dari Bapa (Yesus) sebagaimana ditampilkan dalam ilustrasi di bawah ini untuk mempermudah pemahaman, yang menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah Yesus (Bapa) sendiri;

 

 

 

 

 

Murid Yesus tidak menyembah manusia yang bernama Yesus, tetapi menyembah (Roh) Yesus yang pernah mengambil rupa (daging) manusia [Yoh.4:23-24] dan diam di dalam Anak Manusia! [Yoh.14:10] Sehingga tidak perlu saya mengagungkan 'gambar/patung Yesus' yang berjenggot dan berkumis itu, karena itu semua gambar/patung rekaan. Di China, gambar/patung tersebut menampilkan seorang yang bermata sipit dan berkumis tipis panjang terurai, di Afrika, berkulit hitam dan berambut keriting, di pulau Jawa, lebih parah lagi, digambarkan seperti tokoh Semar! Tidak pula perlu berdebat lukisan siapa yang paling tepat menggambarkan 'wajah Yesus', karena Yesus itu Roh adanya sehingga kita harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran, cukuplah! [Yoh.4:24].


 


 

  • YESUS (KRISTUS): RAJA SORGA!


 

Sesungguhnya Yesus-Anak-Manusia bukan sedang membawa sesuatu agama ke bumi ini, melainkan mengembangkan Kerajaan Sorga, yang dahulu kala ditolak oleh bangsa Israel [Baca: 1Sam.8:7-10]. Kitab Perjanjian Lama menjadi Kitab Suci agama Yahudi setelah penolakan terhadap Kerajaan Tuhan. Lihatlah banyaknya ketentuan-ketentuan agamawi dalam P.Lama: Hari Ibadah ditentukan harus hari Sabat (yang kemudian tidak diacuhkan oleh Yesus-Anak-Manusia, tolong periksa Mat.12:9-15a). Tatacara ibadah dan upacara-upacara keagamaan diatur secara teliti, dan tidak boleh dilanggar secuilpun. Lihatlah ketentuan mengenai Imam (harus dari suku Lewi!) yang harus memimpin upacara/ibadah. Amati pulalah ketentuan tentang hewan kurban, tentang Tata-cara mengatur kurban; sampai kepada pakaian Imam pun diatur dengan teliti. Di dalam P.Baru (jadi: Injil Kristus) tidak terdapat penataan agamawi semacam itu. Hari Ibadah tidak pernah ditetapkan oleh RajaYesus. Sebaliknya, disabdakanNya [Mat.18:20]: "Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam namaKu, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka." Sungguh, Yesus tidak menghendaki cara-cara agamawi di dalam pengabdian hambaNya kepadaNya, melainkan cara-cara Kerajaan (Sorga). Mulialah Raja Sorga!


 

Sejak awal Kitab Perjanjian Baru (P.B.)pun Yesus, kendati masih Bayi, sudah diperkenalkan sebagai Raja! Mat.2:1-12 mencatat tentang orang majus, yang dituntun oleh bintang yang luar biasa sinarnya, datang ke Yerusalem. Untuk mereka, penampakan Bintang Betlehem itu berarti kelahiran seorang Raja besar yang layak untuk disembah, kendati orang majus itu bukan orang Yahudi. Orang majus datang ke Yerusalem, bertanya-tanya [Mat.2:2]:
"Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintangNya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia."


 

Orang majus itu berbicara dalam wawasan Kerajaan, bukan wawasan Agamawi! Mereka tidak tercatat memeluk agama manapun juga. Dalam wawasan Kerajaan-dunia, seorang raja yang masih bayi, pasti mewarisi Kerajaan dari orangtuanya. Sebab tidak mungkin seorang bayi membangun suatu Kerajaan-dunia, bukan? Dengan wawasan Kerajaan-dunia inilah mereka mencari bayi yang Raja itu di istana Herodes. Ternyata mereka keliru. Malah Herodes berbalik memerintahkan mereka mencari kepastian di mana Bayi itu berada (tentu dengan tujuan membunuh Dia, pesaing Herodes).


 

Mat.2:11-12 mencatat hal yang sangat penting: [11]
Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibuNya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepadaNya, yaitu emas, kemenyan dan mur. [12]
Dan karena diperingatkan di dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan yang lain.


 

Para majus itu menyembah Bayi (Yesus) yang Raja, bukan menyembah ibu (Maria), demikianlah wawasan Kerajaan. Berlaku di setiap Kerajaan. Lihatlah betapa dalamnya para majus menganut wawasan Kerajaan: persembahan para majus diserahkan bukan kepada sang ibu, melainkan kepada Raja, kendati masih Bayi.


 

Para majus mengamati bahwa Bayi Yesus yang mereka sembah ternyata memiliki orangtua yang bukan raja! Yusuf dan Maria adalah orang kebanyakan saja, sama seperti kita. Berarti Yesus adalah Raja Yang tidak mewarisi Kerajaan dari orang tuanya. Berarti bukan Yesus yang jasmaniah, melainkan Roh, yang hadir di dalam tubuh Yesus yang Bayi, itulah yang Raja yang disembah oleh para majus (selaras dengan Yoh.4:24, bukan?).


 

Para majus, yang terbiasa dengan hal-hal yang magic atau adi-kodrati, segera mengerti bahwa Roh yang hadir di dalam tubuh Yesus-Anak-Manusia itu adalah Roh yang Raja, dari Alam Roh atau Sorga, bukan dari Kerajaan-dunia.


 

Dalam hal Bayi-Yesus, Roh yang berada di dalam diriNya lebih tua-usia dari pada usia-jasmani Yesus-Anak-Manusia, sebab "...Roh Tuhan ada padaNya...", demikian dinubuatkan dalam Yes.11:1-2! Dapatlah disimpulkan, bahwa Roh Tuhan yang ada dalam diri Yesus-Anak-Manusia sudah ber-status Raja, sejak di Sorga. Sebelum lahir di Betlehem, Yesus adalah Raja Sorga. Selaku Raja Sorga, dan sesuai ketentuan dalil yang berlaku di setiap kerajaan, maka... Yesus adalah Yang Maha Tinggi (di Sorga)! Demikianlah jalan pikiran para majus, yang tidak beragama, namun memiliki cukup pengertian tentang Alam Roh dan hal-hal yang adi-kodrati, sehingga mereka dapat memasuki wawasan Kerajaan Sorga dengan tepat! Sungguh, siapa saja yang memasuki wawasan Kerajaan Sorga dan membaca Injil Kerajaan Sorga dengan tepat pasti beroleh berkat-berkat mulia seperti perolehan seorang Penjahat yang ikut disalibkan di Golgota [Luk.23:39-43] dan perolehan para majus, yang menyembah Yesus Raja Sorga.


 

Saudara yang dikasihi Yesus, coba perhatikan catatan Yoh.18:33-38b berikut ini:

[33] Maka kembalilah Pilatus ke dalam gedung pengadilan, lalu memanggil Yesus dan bertanya kepada-Nya: "Engkau inikah raja orang Yahudi?" [34] Jawab Yesus: "Apakah engkau katakan hal itu dari hatimu sendiri, atau adakah orang lain yang mengatakannya kepadamu tentang Aku?" [35] Kata Pilatus: "Apakah aku seorang Yahudi? Bangsa-Mu sendiri dan imam-imam kepala yang telah menyerahkan Engkau kepadaku; apakah yang telah Engkau perbuat?" [36] Jawab Yesus: "Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini; jika Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini." [37] Maka kata Pilatus kepada-Nya: "Jadi Engkau adalah raja?" Jawab Yesus: "Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku." [38] Kata Pilatus kepada-Nya: "Apakah kebenaran itu?" [38b] Sesudah mengatakan demikian, keluarlah Pilatus lagi mendapatkan orang-orang Yahudi dan berkata kepada mereka: "Aku tidak mendapati kesalahan apapun pada-Nya.


 

    Sangat jelas, Yesus mengatakan kepada Pilatus bahwa 'Kerajaan-Nya bukan dari dunia ini' [ayat 36]. Kalau Kerajaan-Nya bukan dari dunia ini, pastilah itu Kerajaan Sorga! Secara tegas, melalui pernyataan ini bahwa Yesus adalah Raja dalam Kerajaan-Nya (Kerajaan Sorga)! Selain itu, pada ayat 37, Yesus sabdakan bahwa untuk itulah (sebagai Raja) Dia datang ke dalam dunia ini untuk memberi kesaksian tentang kebenaran [Yoh.14:6] supaya setiap orang mendengar suara-Nya! Oleh karena itu, kita harus menerima kebenaran itu dan kitapun mendengarkan-Nya (dan menaati-Nya) sebagai Raja! Untuk itu, Saudara, berdoalah sebagai berikut, agar Anda dituntun masuk menjadi bagian Kerajaan Sorga:


 

"Yesus, Raja Sorga adalah Pemilik Kerajaan Sorga, saya adalah hamba-Nya. Raja Yesus adalah penguasa atas diriku, saya harus taati Dia senantiasa. Selaku hamba Yesus, saya akan memuliakan Dia selamanya, dan hanya Yesus yang saya muliakan, sebagai Raja dan Juruselamat Yang Agung bagi saya dan kehidupan saya. Kiranya Roh Yesus menuntun saya ke dalam wawasan Kerajaan Sorga dan melayakkan saya menjadi warga Kerajaan Sorga. Demikian, dengan tegas saya nyatakan sikap saya di atas. Amin"

Kesaksian Pelayanan 1 (tentang wawasan Injil Kerajaan Sorga)


 

Pada pertengahan bulan Oktober 2008, tepat pada bulan puasa saudara-saudara yang Muslim, saya kedatangan tiga orang Muslim yang mengaku para 'Pencari Tuhan' (mereka mengutip suatu judul sinema elektronik yang sedang tayang pada waktu itu), yakni Sdr. Ar, Sdr. Ur, dan Sdr. Hr. Salah satu dari mereka yang datang, Ar, sudah cukup lama saya kenal, karena yang bersangkutan adalah pedagang makanan keliling di lingkungan sekitar rumah kami. Beberapa waktu (sebulanan) sebelumnya, Ar ini sudah pernah mendengarkan Injil yang saya sampaikan kepadanya berdasarkan pertanyaan yang diajukannya pada saya tentang Yesus. Berawal dari pengalaman pertemuan kami inilah Sdr. Ar mengajak kedua temannya yang lain untuk belajar tentang kebenaran.


 

Melalui telepon, Ar menyampaikan: "Bang Sinaga, kami mau datang ke rumah. Saya dan dua teman saya, kami mau sharing-sharing!". Saya tanya: "Mau sharing apa?", lalu dijawab: "Kami mau cari kebenaran!". Sepintas hati saya bersyukur beroleh kesempatan ini dan bersyukur pula karena pernyataan itu menjadi dasar bagi saya nantinya untuk menyampaikan kebenaran Injil Kerajaan Sorga, karena itu yang mereka cari. Saya jawab lagi: "Baiklah, mau datang kapan?", langsung dijawab: "Sekarang!". Tanpa diberi kesempatan berpikir panjang, saya mengiyakan pertemuan kami. Segera saya berdoa ke kamar memohon petunjuk dan kelayakan dari Yesus, Raja Sorga, akan apa-apa yang harus saya lakukan.


 

Singkat cerita, dalam pertemuan tersebut, salah-satu teman Ar, yaitu Ur menyampaikan uneg-unegnya bahwa dia sudah tidak percaya lagi dengan agamanya (dengan alasan yang tidak perlu saya sampaikan di sini). Dalam pertemuan tersebut, didapat informasi bahwa Ur sudah pernah bertemu dan berdiskusi dengan beberapa pendeta tetapi tidak puas dengan jawaban-jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukannya. Kepada saya Ur dengan tegas mengatakan: "Saya bukan orang yang beragama, Bang!". Dia juga menambahkan, ketikanya sewaktu istri dari Ur membawa anaknya ke rumah sakit dan ditanya tentang agamanya, Ur ini berontak dan menolak untuk mengisi kolom agama di dalam formulir pengobatan, meskipun pada akhirnya dia 'mengalah' dengan meminta istrinya mengisi juga.


 

Berdasarkan penjelasan-penjelasan ini, saya melihat yang paling terbeban adalah Ur. Sebelum memulai pembicaraan, saya menegaskan bahwa yang akan saya sampaikan adalah Injil, mereka setuju seraya mengatakan bahwa di dalam agamanya, mereka juga harus mengimani Injil. Oleh karena itu, sayapun bebas menyampaikan Injil Kerajaan yang diajarkan oleh Raja Yesus [Mat.9:35].


 

Saya sampaikan pada Ur bahwa saya juga sependapat dengan dia. Dia kaget dengan pernyataan saya itu, saya katakan bahwa agama tidak dapat menyelamatkan, yang dapat menyelamatkan adalah Yesus! Bahwa Yesus yang saya sembah juga tidak membawa agama apapun ke dunia ini, yang Dia bawa adalah Injil Kerajaan Sorga [Mat.24:14] yaitu tentang keselamatan, kasih karunia, dan kebenaran. Saya melihat hati Ur terbuka mendengar penjelasan ini, wajahnya yang tadi 'kusut' mendadak cerah. Sdr. Ur ini digiring oleh TUHAN ke dalam wawasan Injil Kerajaan Sorga bukan wawasan agamawi, sehingga saya bebas menyampaikan tentang Yesus kepada Ur. Lalu saya sampaikan, bahwa ada perbedaan mencolok antara Murid Yesus dengan umat agamawi. Murid Yesus sibuk memperluas Kerajaan Sorga dengan membawa kabar sukacita (Injil) tentang keselamatan, umat agama sibuk mengurus agamanya. Lalu saya tegaskan bahwa saya bukan sedang mengkristenkan mereka, karena saya tidak ikut-ikutan mengurus agama, tetapi memperkenalkan mereka pada Yesus Raja Sorga yang adalah TUHAN bagi semua orang tanpa membeda-bedakan agama, bahasa, suku-bangsa, warna kulit, dan lain-lain [Kis.10:36]


 

Ur, Ar, dan Hr ini tertarik dengan penjelasan tersebut. Banyak lagi pertanyaan yang mereka ajukan, Puji Raja Yesus, pertanyaan-pertanyaan mereka beroleh jawaban yang dapat mereka terima. Bahkan selama kurang lebih satu setengah jam saya memberi jawab kepada mereka tentang Injil Kerajaan Sorga. Tidak lupa saya sampaikan juga bahwa TUHAN yang disembah oleh orang yang mau diselamatkan haruslah Yesus Yang Esa! Saya beroleh kesempatan menjelaskan misi penyelamatan oleh Yesus seperti yang telah saya sampaikan pada halaman 9 (sembilan) Buku Kecil ini.

Pada akhir pertemuan saya tawarkan kepada mereka untuk dituntun berdoa kepada TUHAN Yang Maha Pencipta, mereka setuju. Segera mereka menengadahkan kedua tangan, berancang-ancang untuk berdoa, sebagaimana layaknya sikap berdoa yang mereka ketahui (dan saya tidak melarangnya), namun saudara-saudara tersebut melihat saya melipat kedua tangan dan menundukkan kepala, ajaib Yesus, mereka juga ikut melipat kedua tangan dan menundukkan kepala mereka. Terpujilah Yesus! Bukan cuma kebenaran Injil saja yang mereka terima tetapi Yesus juga menuntun sampai kepada sikap berdoa-pun. Jadilah saya menuntun mereka berdoa kepada TUHAN Yang Maha Pencipta (tentu saja itu pasti kepada Yesus, karena saya mengimani bahwa Yang Maha Pencipta itu adalah Yesus, tiada yang lain! Di hati ini, nama yang dipermuliakan cuma Yesus!). Inilah, kurang lebih, doa yang saya tuntunkan kepada mereka:


 

    "Bapa Yang Maha Pencipta, yang menciptakan langit bumi, laut, dan seluruh isinya, Bapa yang menciptakan saya. Saya bermohon dihadapan-Mu agar Dikau memperkenalkan diri-Mu kepada saya secara pribadi. Saya bermohon ampun atas pemberontakan saya di hadapan-Mu yang mendukakan hati-Mu. Saya mau beroleh keselamatan yang dari-Mu ya TUHAN. Kiranya kebenaran yang Dikau bagikan pada saya, dimeteraikan ke dalam batin saya, tidak lagi dicuri oleh si Iblis. Untuk hari-hari ke depan, kiranya Roh-Mu yang menuntun saya agar saya semakin mengenal Dikau. Dalam nama Bapa saya berdoa."


 

(Pembaca yang budiman, Andapun dapat mengucapkan doa yang tersebut di atas, supaya memiliki pengenalan akan Yesus, Raja Sorga!)


 

Demikianlah doa itu selesai mereka ucapkan, meskipun di antara mereka kadang-kadang pengucapannya agak terbata-bata. Tetapi pada akhir pembicaraan, mereka menyampaikan (terutama Ar dan Ur) bahwa mereka mengimani kebenaran yang telah disampaikan tersebut. Terpujilah Yesus, Raja Sorga!


 

Kesaksian Pelayanan 2 (Tentang Yesus itu Esa, dan kepastian keselamatan di dalam-Nya)


 

Ada ketikanya, di bulan November 2008, ketika mengikuti satu kegiatan di Yogyakarta, teman satu kamar di sebuah hotel (Sdr. Sbk, Muslim), bertanya pada saya tentang kekristenan (mungkin mau membandingkan dengan agama yang dianutnya). Saudara ini mencecar saya dengan banyak pertanyaan. Sampai pada suatu waktu, saya tanyakan kepada Sbk: "Kalau Yang Maha Pencipta memanggil Bapak sekarang, apakah Bapak ke Sorga atau Neraka?".
Agak 'gelagapan' Sbk menjawabnya. Sampai tiga kali saya harus mengulang pertanyaan yang sama dan tiga kali pula dia tidak dapat menjawab dengan tegas, selain mengatakan: "Masuk Sorga tidak gampang, Pak!". Wah, hati saya kasihan terhadap Bapak ini. Lalu dengan tegas saya mengatakan: "Kalau saya Pak, sejak sekarang ini saya sedang menjalani keselamatan saya, ketikanya nanti Yang Maha Pencipta memanggil saya, saya pasti berada di Sorga bersama Yesus, Yang Maha Pencipta! Hal yang sama juga berlaku bagi Bapak, bahwa Bapak akan beroleh Sorga dengan menerima Yesus sebagai Raja dan Juruselamat. TUHAN Yang Maha Kasih tidak akan mempersulit manusia ke Sorga, karena Dia mengasihi Bapak. Bukankah itu tujuan TUHAN mengasihi Anda, supaya Anda selamat". Sejenak Bapak ini terdiam. Lalu saya lanjutkan lagi: "Pak, tiada keraguan hanya di dalam Yesus ada keselamatan!" Saya juga sampaikan bahwa yang disampaikan ini sejalan dengan 'doa permintaannya' hampir setiap hari untuk ditunjukkan 'jalan yang lurus' (Ihdinash shiraathal mustaqiim, tunjukkanlah (pimpinlah) kami ke jalan yang lurus" Qs 1 Al Faatihah ayat 6). "Ini potong kompas, Pak" lanjut saya, "Saya sudah tunjukkan Bapak siapa 'jalan' itu, tinggal terima saja". Saya meminta kepada Sdr. Sbk untuk merenungkan yang saya sudah sampaikan kepadanya. Singkat cerita, pada hari itu, pembicaraan kami terhenti di sana.


 

Saya menyangka Sdr. Sbk sudah 'jera' untuk bertanya lagi, ternyata keesokan harinya yang bersangkutan bertanya lagi melanjutkan pembicaraan sebelumnya. Puji Yesus, Dia mengarahkan saya menginjili Sdr. Sbk ini dua hari berturut-turut! Kali ini pertanyaannya sangat 'theologis' dan memang sudah saya tunggu-tunggu sejak pembicaraan kemarinnya. Sambil merujuk seorang mantan biarawati (Irn Hnd) yang mualaf (ganti agama) karena beroleh 'hidayah' dari surat Al Ikhlas, Sdr. Sbk menyampaikan: "Pak, Tuhan itu tidak beranak dan memperanakkan, dan Dia itu Esa! Sdr. Irn Hnd juga menjadi mualaf karena menemukan ayat tersebut dalam surat Al Ikhlas."


 

Terhadap pernyataan Sbk tersebut, saya menyampaikan kepada Sbk sebagai berikut:


 

"Memang benar TUHAN tidak beranak dan tidak memperanakkan selayaknya manusia ciptaanNya, tentunya Dia jauh lebih luhur dari ciptaan-Nya. Namun perlu dipahami, bahwa bukan kemauan Maria (Maryam) untuk mengandung Anak Manusia (Isa), semua karena kemauan Yang Maha Pencipta, dengan perkataan lain, Anak Manusia lahir bukan karena keinginan laki-laki dan Maria tetapi karena keinginan Yang Maha Pencipta, hal ini berarti kandungan Maria di luar kekuasaannya! Jadi Yesus bukan anaknya Maria atau Maryam! Saya kutip Surat Qs. 21 Al Anbiyaa' 91: "Wal latii ahsanat farjahaa fanakfakhnaa fiiha mir ruuhina wa ja'alnaaha wabnahaa aayatal lil'aalamiin...", artinya: Dan (ingatlah berita Maryam) yang memelihara kehormatan, maka Kami tiupkan kepadanya ruh kami dan Kami jadikan dia bersama puteranya sebagai bukti (kekuasaan Tuhan) bagi semesta alam".


 

Benar! Sebagai bukti kekuasaan TUHAN! Dia sanggup dan sesukaNya melakukan apa saja yang Dia rasa perlu, termasuk ambil rupa manusia. TUHAN-lah yang meniupkan ruh-Nya ke dalam kandungan Maria (Maryam), bukan atas inisiatif Maryam. Jadi Roh TUHAN-lah yang ada dalam kandungan Maryam! Oleh karena itu saya bukan menyembah manusia yang bernama Yesus, tetapi menyembah Roh Yesus yang pernah memanfaatkan rahim Maryam dan mengambil rupa manusia."


 

Terhadap pernyataan Sdr. Sbk yang menyatakan bahwa Tuhan itu Esa, saya sungguh menyetujuinya. Dalam hal ini, sebenarnya Sdr. Sbk, secara tidak langsung, mau mempertanyakan dogma 'trinitas'. Saya sampaikan bahwa Yesus tidak pernah mengajarkan 'trinitas', yang Yesus ajarkan, di dalam Mrk.12:29, adalah Tuhan itu Esa. Saya sampaikan bahwa sesungguhnya Sdr. Irn Hnd (si mualaf) tidak mengenal Yesus secara tepat dalam wawasan yang tepat, sebab dia memahaminya terbatas dari ajaran agamanya pada saat itu yaitu adanya Tuhan Bapa, Tuhan Putra, dan Tuhan Roh Kudus, sehingga kalau secara matematis jumlahnya memang tiga, sulit memang bagi orang Kristen-pun menjelaskan bahwa Yesus itu Esa, apabila diawali dari pemahaman tadi. Saya sampaikan kepada Sdr. Sbk pemahaman yang telah saya sampaikan pada halaman 9 (sembilan) Buku Kecil ini, bahwa 'Pelaku' dari semua karya penyelamatan-Nya adalah satu Pribadi (Roh) yang sama yaitu Yesus, bukan tiga pribadi. Puji Raja Yesus, Bapak ini tidak dapat membantahnya!


 

Saya sampaikan juga bahwa bahkan sebelum Yesus-Anak-Manusia dilahirkan, pengakuan ke-TUHAN-an Yesus sudah dipersaksikan (dalam kepenuhan Roh Kudus) oleh Elisabet, ibu dari Yohanes Pembaptis, sepupu Maria, dalam Luk.1:40-42:


 

[40] Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. [41] Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabetpun penuh dengan Roh Kudus, [42] lalu berseru dengan suara nyaring: "Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. [43] Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?


 

Demikianlah kami menutup pembicaraan kami. Saya percaya, Sdr. Sbk telah beroleh pengenalan tentang Yesus dari penyampaian yang cukup panjang tadi. Yesus izinkan dia beroleh pengenalan awal tentang Injil Kerajaan Sorga sampai dua hari berturut-turut, tentunya bukan tanpa maksud.


 


 

  • MUSUH UTAMA KERAJAAN SORGA


 

Dalam kitab-kitab sejarah, tentunya Pembaca budiman pernah membaca bahwa setiap kerajaan dunia mempunyai obsesi untuk memperluas kerajaan dan memiliki musuh untuk ditaklukkan. Demikian juga Kerajaan Sorga, dalam hal ini memiliki kemiripan dengan kerajaan dunia, yaitu bahwa Kerajaan Sorga juga memiliki obsesi memperluas kerajaan dan tentunya juga mempunyai musuh yang harus ditaklukkan dan diperangi.


 

Perbedaannya adalah kerajaan dunia memperluas wilayahnya dengan melakukan aneksasi atau invasi wilayah lain menjadi bagian wilayah kekuasaannya dengan paksa, kerajaan yang lebih kuat menaklukkan kerajaan yang lebih lemah! Kerajaan Sorga diperluas dengan semakin banyaknya orang-orang yang masuk ke dalamnya, jadi luasnya bukan luas wilayah geografis atau topologis tetapi dengan banyaknya orang-orang yang diselamatkan. Perluasan Kerajaan Sorga tidak dilakukan dengan menaklukkan orang-orang dengan paksa tetapi justru memenangkannya!


 

Lalu siapakah musuh Kerajaan Sorga? Manusia? Bukan! Mari perhatikan catatan dalam Efesus 6:12-17 berikut ini:


 

[12] karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara. [13] Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata TUHAN, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu. [14] Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan, [15] kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera; [16] dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, [17] dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman TUHAN


 

    Saudara, musuh Kerajaan Sorga adalah Iblis dalam segala bentuk pemerintahannya (kegelapan membentuk pemerintahan yang dipimpin oleh Iblis atau Satan [Why:12:29], untuk mengerecoki Kerajaan Sorga dan warga Kerajaan Sorga). Oleh karena itu, sebagai warga Kerajaan Sorga, adalah merupakan suatu keistimewaan (privilege) dilibatkan oleh Raja Sorga untuk 'berperang' bersama-sama memerangi musuh bersama (common enemy).


 

    Untuk dilayakkan berperang melawan Iblis, tentunya Anda sendiri juga harus dibereskan dari cengkeraman Iblis. Sebelum Anda mengusiri setan dari orang lain, Anda sendiri juga harus terlebih dahulu mengusiri setan dari diri Anda sendiri! Mari kita simak dan taati sabda Yesus berikut ini: Mrk.16:17: "Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka"


 

    Sabda ini merupakan perintah Raja yang tidak dapat ditawar-tawar lagi, bagi orang yang percaya tanda ini harus menyertai mereka: mengusir setan-setan demi nama Yesus! Saudara, pernahkan Anda mengusiri setan-setan dari diri Anda sendiri dan dari lingkungan Anda? Mungkin ada orang yang berdalih dengan menjawab pertanyaan ini: "Buat apa! Bukankah saya orang percaya dan Iblis sudah ditaklukkan!". Bagi Pembaca yang bertepatan 'memiliki dalih yang sama', renungkanlah hal ini: Anda percaya kepada Yesus? itu baik, tapi bukankah Iblis juga percaya pada Yesus?, bahkan setan-setan gemetar terhadap-Nya [Yak.2:19] , lalu apa bedanya Anda dengan Iblis? Harus berbeda! Supaya 'jelas' bedanya, maka Anda harus tegaskan dengan ucapan Anda [Mat.12:37], Enyah kau setan dari hidupku! Sebagaimana Yesus sudah terlebih dahulu mempraktekkannya untuk kita contoh, Dia mengusir Iblis dengan mengatakan: Enyahlah Iblis! [Mat.4:10].
Berdoalah seperti ini, di dalam kesadaran bahwa Anda mau terbebas dari cengkeraman Iblis yang mendominasi Anda:


 

Raja Yesus, saya mengaku bahwa di masa laluku saya hidup di dalam kegelapan, didominasi oleh si Iblis, pemberontak dari Kerajaan Sorga. Saya ingin memasuki Kerajaan Sorga; maka saya bermohon penyucian diriku dari segala dosa di masa laluku; oleh darah Yesus diriku disucikan sehingga layak untuk memuliakan Yesus Kristus, Rajaku. Demi nama Yesus, enyah semua malaikat Iblis yang menghimpit kepribadianku, tidak berlaku lagi kuasamu, saya adalah milik Yesus. Saya hanya terikat perjanjian dengan Yesus Kristus, Rajaku, dalam bentuk perjanjian baru. Saya bermohon kiranya Roh Yesus bekerja dalam diriku, menyingkirkan roh-roh najis dan ajaran-ajaran kegelapan yang sempat mendekam di dalam batinku. Mohon Yesus membentuk diriku sehingga layak disebut warga Kerajaan Sorga dan dilayakkan ikut memperluas Kerajaan Sorga. Kiranya Yesus mengutus malaikat Sorga mengawali saya dan kuasa Yesus membungkus saya dan saya hidup dalam pemeliharaan Roh Yesus. Amin.


 

(bagi Pembaca yang tergerak untuk lebih tuntas lagi meninggalkan pemerintahan Iblis dan membutuhkan bantuan rohani untuk itu, silakan Anda hubungi Hamba Yesus yang sudah dilayakkan-Nya, untuk melayani Anda secara pribadi)

Dalam Mrk.16:17 tadi, Yesus juga sabdakan bahwa ...mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka". Orang yang sudah mengsusiri setan-setan dari dirinya, tentunya akan berbicara dalam bahasa baru, bahasa baru di sini maksudnya, bukan bahasa-bahasa baru yang tidak dimengerti orang, tetapi dari bahasa yang kasar menjadi bahasa yang dikendalikan secara rohani. Sebab banyak pula terjadi pelesetan terhadap sabda ini, sehingga banyak orang dengan alasan 'kepenuhan roh' berbahasa yang aneh-aneh dalam kebaktian-kebaktian kristiani. Waspadalah!


 


 

  • TIADA (NAMA) TUHAN SELAIN (NAMA) YESUS!


 

Saudara yang dikasihi oleh Raja Yesus, Anda harus membiasakan diri untuk mempersaksikan pernyataan iman bahwa tiada Tuhan selain Yesus dan tiada nama lain yang disembah selain nama Yesus! Anda perlu 'mencontoh' ketegasan sikap saudara-saudara kalangan Ismailiyah yang tegas-tegas menolak 'Tuhan' lain dalam keimanan mereka. Sesungguhnya sikap tegas tersebut justru harus datang dari orang-orang Kristen: Tiada Tuhan selain Yesus! Namun pada kenyataannya, orang-orang Kristen menjadi permisif dan kompromistis, sehingga membiarkan begitu saja 'kontaminasi' pengaruh iman (bahkan nama Sembahan) asing masuk dengan leluasa merecoki iman kristiani. Tidak perlu ada nama (ilah) lain yang 'mencemari' batin Anda. Hal ini perlu, agar apa yang terpancar dari Anda adalah sikap yang mempermuliakan Yesus, Raja Sorga, semata.


 

Sebagaimana tertulis dalam Kis.4:12


 

"Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia (Yesus), sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan."


 

Saudara, apakah Anda menampak kebenaran di sana? Bahwa hanya di dalam Yesus ada keselamatan! dan tidak ada nama lain yang diberikan kepada kita selain nama Yesus yang dapat menyelamatkan kita? Selain itu, Yesus sudah sampaikan bahwa hanya dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa [Luk.24:47], bukan dalam nama lain dan bukan pula dalam pribadi lain!


 

  • PENGINJILAN '3 MENIT'


 

"Yesus adalah Yang Maha Pencipta,[Yoh.8:56-58] DIA telah utus Nabi-nabi untuk menyadarkan manusia yang memberontak pada-Nya, tapi manusia ciptaan-Nya menolak-Nya.[Mat.23:37; Yoh.1:11] Karena begitu besar kasih-Nya,[Yoh.3:16] sehingga harus DIA sendiri yang datang ke bumi mengambil rupa Anak Manusia[Flp.2:7-8] untuk menyelamatkan umat manusia.
DIA serahkan nyawa-Nya untuk diambil-Nya kembali sebagai bukti kekuasaan-Nya dan penebusan dosa-dosa manusia[Yoh.10:14-18], setimpal dengan nyawa-Nya, Dia ambil alih hukuman yang seharusnya kita tanggung![Yes.53:1-6; Ibr.2:9;15-16]. Keselamatan hanya ada dalam Yesus.[Kis.4:12] Percayalah dan terimalah Yesus sebagai Raja dan Juruselamat maka Anda akan selamat!".[Yoh.14:1-4; Kis.16:31; Rm.10:9-10] DIA tidak memandang agama dan suku bangsa [Kis.10:34-36], ketika Anda menerima-Nya Anda sudah beroleh Sorga!". [Luk.23:42-43]

Sabtu, 17 April 2010

SIAPA MEMBELENGGU TUHAN?


Bacaan umat TUHAN, Yang Esa, Tuhan yang tidak terbelenggu.



PERISTILAHAN Dirasakan perlu menjelaskan peristilahan yang digunakan di dalam buku-mini ini, demi menghindari kesalah-pahaman.

Ibrahim/Abraham, dua nama untuk satu tokoh.1 Abraham, selaku bapak orang beriman2, menyembah Tuhan-yang-tanpa-nama. Pengakuan iman Ibrahim tercatat dalam Quraan Surat Az Zukhruf(43):27-28.3 Kalimat Tauchid Ibrahim berbunyi “…tetapi aku menyembah Tuhan yang menjadikanku,…”

Nabi Musa, berbangsa Yahudi, meyakini bahwa YHWH (dibaca Yahweh, atau Yehovah, atau Yehuwa) adalah nama Yang Maha Tinggi.4

YHWH, tidak dapat dilafazkan, adalah catatan Nabi Musa, menunjuk kepada Tokoh yang berada di tengah-tengah belukar yang menyala-nyala namun tidak terbakar.5

1 Variasi nama ini datang dari logat/dialek bahasa (bahasa Ibrani dan bahasa Arab).
2 Bahwa Ibrahim/Abraham adalah bapa-orang-beriman, disepakati oleh tiga „Kitab Suci‟ (Taurat-Injil-Quraan) {antara lain QS.2:124: …”Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia.”} Maka Muhammadpun mengikuti agama/iman Ibrahim, tertulis dalam QS.2:135: …Katakanlah: “Tidak, melainkan (kami mengikuti) agama Ibrahim yang lurus…” Dalam hal ini, Muhammad mentaati perintah TUHAN pada QS.16:123: …”Ikutilah agama Ibrahim, seorang yang hanif.”
3 Perhatikan, Ibrahim tidak menyebutkan nama-pribadi TUHAN, melainkan sekedar menyebutkan “… Tuhan yang menjadikan diriku…” yang menjadi kata-penunjuk untuk Yang Maha Pencipta.
4 Keluaran 3:14-15.


Nabi Muhammad, berbangsa Arab, mengajarkan bahwa „Allah‟ adalah nama-pribadi Yang Maha Tinggi. Pengajaran ini jelas di sepanjang Kitab Quraan.

Allah, adalah nama-pribadi, disembah oleh Nabi Muhammad dan pengikutnya. Nama Allah sudah diseru-seru jauh sebelum kelahiran Nabi Muhammad.6

Isa/Yesus adalah dua nama untuk satu tokoh. Seperti halnya Maryam dan Maria adalah dua nama untuk satu tokoh yang melahirkan Isa/Yesus7

5 Kitab Keluaran 3:14-15… Di kemudian hari, nama YHWH ini dilafazkan menjadi Yahweh, namun tanpa pengesahan Nabi Musa, atau rekan-rekan seangkatan (jika ada) yang mendengar ucapan Tokoh di semak belukar itu.
6 CONTOH: Dalam Terjemahan Quraan yang disahkan oleh Departemen Agama R.I. (1999), dalam Surat An Najm(53): 19-20: Maka apakah patut kamu (hai orang-orang musyrik) menganggap Al Lata dan Al Uzza dan Manah yang ketiga, yang paling terkemudian (sebagai anak perempuan Allah). Jelaslah bahwa leluhur Muhammad, yakni kaum Quraisy Jahilliyah sudah menyembah Allah, berhala yang memiliki anak-anak perempuan.
7 Penyebab terjadinya dua nama ini adalah sekedar masalah logat atau dialek bahasa. Kitab Perjanjian Baru mencatat bahwa Yesus dilahirkan dari seorang perawan (Maria); Quraan mencatat bahwa Isa dilahirkan dari seorang perawan, Maryam. Jadilah Yesus/Isa satu-satunya Tokoh di sepanjang Sejarah manusia yang menyandang julukan …bin-perempuan, sebab tidak berbapa-kan seorang manusia, melainkan Bapa Sorgawi. Hal ini akan dijelaskan pada bagian mendatang.



Yesus-, -Anak-Manusia, tidak berbangsa-Yahudi8. Dia mengajar umat menyeru Bapakami-yang-di-Sorga.9 Bapakami yang di Sorga bukanlah suatu nama.10

TUHAN, istilah yang dipakai dalam buku-mini ini, bukanlah sebuah nama, melainkan kata-penunjuk untuk menunjuk kepada Yang Maha Tinggi, Sesembahannya Ibrahim (Abraham), juga Sesembahannya Isa/Yesus11, yang tanpa nama. Digunakannya „TUHAN‟ dalam buku ini adalah demi membebaskan Yang Maha Tinggi dari belenggu Kebangsaan dan Bahasa (akan dijelaskan).

Tuhan, menunjuk kepada Sesembahan (Ibrani: Elohim; Arab: Ilah), belum menunjuk kepada Yang Maha Tinggi. Maka Tuhan dapat berarti jamak. Martabat Tuhan lebih rendah ari pada TUHAN.


8 Kebangsaan seseorang ditetapkan dari garis-keturunan ayah, bukan ibu. Maka Yesus tidak dapat dianggap berbangsa Yahudi! Perhatikan juga bahwa Ibrahim bukan berbangsa Yahudi.
9 Matius 6:9-13: …Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada oami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.
10 Dalam hal ini, Yesus-Anak-Manusia serupa seperti Abraham yang tidak menyebutkan nama-pribadi Yang Maha Tinggi. Keserupaan lain: sama-sama bukan berbangsa Yahudi.
11 Isa dan Yesus adalah dua nama untuk satu Tokoh. Akan jelas pada bagian mendatang.


1. BELENGGU KEBANGSAAN DAN BAHASA
(“TUHAN adalah milik bangsaku, TUHAN berbicara dalam bahasaku!”)

Ibrahim/Abraham bukan seorang Yahudi, tetapi dari keturunannya muncul bangsa Yahudi. Ibrahim tidak berbahasa Ibrani (dia datang dari Ur Kasdim, pada masa bahasa Ibrani belum dikenal!) Pengakuan Iman Ibrahim dinyatakan dalam kata-kata yang dapat diucapkan dalam setiap bahasa.

Pengakuan Iman Ibrahim tidak membelenggu TUHAN, melainkan memelihara keagungan Yang Maha Besar. Quraan mencatat pengakuan iman Ibrahim yang merupakan Kalimat Tauchid dalam Surat Az Zukhruf(43):27-28:

“…tetapi aku menyembah Tuhan yang menjadikanku, karena sesungguhnya Dia akan memberi hidayah kepadaKu.”


Kalimat ini disebut Kalimat Tauchid, karena, antara lain, tidak dibatasi oleh bahasa ataupun oleh Kitab Suci. Setiap manusia, dari bangsa apapun, dapat mengucapkannya dengan bahasa masing-masing, lalu ia menjadi seorang monotheist, penyembah Tuhan Yang Benar.

Ibrahim tidak menyebutkan sesuatu nama, namun kalimat ini sangat tepat, sebab Iblis atau malaikat Iblis (berhala-berhala) tidak dapat mengaku-ngaku menciptakan manusia! Jadilah Ibrahim/Abraham manusia pertama yang menyembah Tuhan Yang Benar!

Dalam perkembangan spiritualitas, ada bangsa yang mengaku menyembah Tuhan yang benar, lalu menganggap bangsa lain tidak mengenal TUHAN; bangsa lain dianggap kafir. Tanpa sadar mereka sedang membelenggu Tuhan-mereka. Tuhan-mereka terbelenggu dalam batas-batas bahasa dan/atau negara, padahal kekuasaan dan kehadiran TUHAN mencakup seluruh jagad raya.

Contoh: Bangsa Yahudi menganggap diri mereka adalah bangsa pilihan TUHAN, dan tidak ada bangsa lain seperti mereka. Mereka menetapkan bahwa umat yang ingin beroleh keselamatan dunia-akhirat harus menjadi orang Yahudi lebih dulu. Harus belajar bahasa Ibrani. Lebih jauh lagi penyimpangan mereka: bahasa Ibrani mereka anggap sebagai bahasa Sorga.

Yang mirip adalah bangsa Arab, yang menuntut semua pengikut agama mereka harus mengucapkan pengakuan-iman dalam bahasa Arab! Doa-doa harus dipanjatkan di dalam bahasa Arab, baru sah. Kitab Suci merekapun dipertahankan dalam bahasa Arab! Bahkan umat dianjurkan melakukan peziarahan ke Tanah Arab.

Bandingkanlah dengan Yesus-Anak-Manusia, yang tidak berbangsa Yahudi atau Arab (sebab Yesus tidak berbapa manusia, melainkan Pemilik Sorga). Yesus juga tidak mengharuskan pengikutNya untuk berbahasa tertentu. Sebab semua bahasa sah di hadapan TUHAN.

Yesus (tidak membelenggu) membebaskan para pengikutNya untuk menggunakan bahasa masing-masing di dalam menyeru TUHAN. Sebab TUHAN mengerti segala bahasa.

Apakah Saudara sudah „membelenggu‟ Tuhan dengan menganggap bahwa TUHAN adalah milik bangsa saudara sendiri? Menganggap bahwa Tuhan berbicara dalam bahasa Saudara saja? Bahwa di sorga hanya bahasa Saudara yang sah? Maka Tuhan-saudara tidak lebih adalah Tuhan lokal, belum Tuhan Yang universal, Yang kekuasaanNya melampaui batas-batas negara/Kebangsaan. Tuhan-universal tidak terbelenggu oleh Kebangsaan atau bahasa manapun!


Siapakah yang sangat berambisi membelenggu TUHAN? Bukan manusia, melainkan Iblis! Supaya sebanyak mungkin manusia tidak mengenal Tuhan-yang-benar. Supaya Neraka jadi sepenuh mungkin! Maka siapa saja yang masih menyembah Tuhan(lokal), sesungguhnya dia sedang berada di pihak Iblis, yang tidak suka TUHAN disembah secara universal!

Apakah Saudara memiliki keperkasaan untuk memasuki kebenaran ilahi: TUHAN tidak terikat kepada satu bangsa atau bahasa; TUHAN adalah Tokoh yang universal. Jika Saudara tidak memiliki keberanian sedemikian, sia-sialah kesalehan yang Saudara perjuangkan seumur hidup!


2. BELENGGU KITAB „SUCI‟
(“Kitab Suci kami sempurna dan satu-satunya yang sah!”)

Para pemimpin Agama-agama nersepakat bahwa ada tiga saja Agama Semawi, yang ajarannya diwahyukan dari Sorga, yakni Agama Yahudi, Agama Kristen dan Agama Islam, yang berkembang berdasarkan Kitab Suci masing-masing.

Pemimpin masing-masing Agama cenderung menganggap Kitab Suci yang dipegangnya yang paling benar; bahkan ada kecenderungan untuk menuding bahwa Kitab Suci yang lain sudah tidak asli, atau sudah dirusak, atau bahkan sudah hilang yang aslinya.

Inipun suatu belenggu tersamar, dalam pikiran mereka: “TUHAN tidak mampu memelihara kebenaran yang diwahyukanNya!” Penulis tidak menyembah Tuhan yang demikian lemah!

Sikap sedemikian ini hanya membangkitkan pertikaian antar umat Tuhan. Sadarilah Saudara, bahwa penganut Agama yang lain mampu mencela Kitab Suci Saudara, bahkan menunjukkan pertentangan-pertentangan di dalam Kitab Suci Saudara sendiri, tanpa Saudara mampu membelanya!

Tentu saja Penulis tidak mau menyajikan segala macam cacat dari setiap Kitab Suci itu, agar tidak memanaskan suasana. Ada pihak yang beruntung, oleh pertikaian umat TUHAN, yakni Iblis, Pemberontak itu.

Maka setiap umat yang bijaksana (apalagi mengaku berhikmat), seyogyanya tidak membangkitkan pertentangan atau memojok-mojokkan Kitab Suci pihak lain, melainkan justru bersilaturachmi mencari kesepakatan di antara Kitab Suci.

Setiap Kitab Suci di-„claim selaku hasil pewahyuan oleh TUHAN, maka jika antara yang satu dengan yang lain terdapat perbedaan, sebaiknya hal itu ditangguhkan saja. Selanjutnya, setiap ajaran yang bersesuaian di dalam Kitab-kitab Suci, itu harus diterima sebagai pewahyuan yang sungguh! Harus diaminkan segera.12

12 CONTOH: Ada ketidak-sesuaian antara Kitab Perjanjian Lama dengan Quraan dalam hal anak Abraham/Ibrahim yang mana yang dikorbankan. Perjanjian Lama menyatakan „Ishak‟, sedangkan Quraan menyatakan jelas: „Ismail‟. Selaku pribadi yang cinta-damai, sebaiknya perdebatan dalam hal sedemikian ditangguhkan saja. Apalagi jika diingat bahwa perdebatan ini sudah berlangsung ribuan tahun, tanpa usai. CONTOH yang lain: Kitab Perjanjian Lama mengajarkan bahwa Abraham menyembah TUHAN, tanpa nama. Quraan mengajarkan bahwa Ibrahim menyembah TUHAN yang tanpa nama pula. Kesepakatan dua Kitab ini memastikan suatu kebenaran. Juga hal ini meredakan pertikaian mengenai Nama TUHAN (YHWH ataupun Allah) yang masing-masing hanya disebut di dalam satu Kitab Suci berbahasa asli (Ibrani dan Arab).

Maka untuk meredam sukacita penghuni neraka, perlulah dipikirkan peranan kehadiran masing-masing Kitab Suci dari tiga Agama itu…

Rasanya semua pihak yang bertikai dapat sepakat bahwa salah satu peranan Kitab Suci adalah penuntun hidup saleh. Mengapa harus hidup saleh? Rasanya setiap umat TUHAN sepakat bahwa hidup saleh merupakan prasyarat untuk memasuki Sorga-kekal. (Ini ajaran setiap Kitab Suci yang mengajarkan hadirnya TUHAN, dan Sorga).

Maka tidak meleset jika dikatakan bahwa peranan Kitab Suci adalah semacam peta-perjalanan menuju suatu tempat yang indah, yang belum pernah dikunjungi sebelumnya, dan belum dikenal. Kitab Suci dapat dianggap sebagai piranti, petunjuk kehidupan untuk dapat bergabung di Sorga. Ini tujuan hakiki dari umat TUHAN yang percaya akan kehadiran Sorga.

Apakah penunjuk jalan ke Sorga harus sempurna? Harus yang paling indah? (Bandingkanlah dengan papan penunjuk jalan menuju kota-kota tertentu, apakah harus diperindah sangat?) Jika ada yang mengaku bahwa Kitab Sucinya sempurna, maka terciptalah Berhala-Kitab. Sebab tidak ada Kitab yang sempurna. Tidak ada benda atau makhluk bumi yang sempurna… Hanya TUHAN yang sempurna.

Sejujurnya, Tokoh, atau suatu Pribadilah yang berwenang membawa ke sorga, bukan sekedar menunjukkan jalan ke sorga! Walaupun Kitab Suci dapat dianggap sebagai peta perjalanan, namun kepastian bergabung dengan Sorga hanya dicapai jika umat beroleh satu Tokoh Penuntun ke Sorga, bukan sekedar Kitab Suci, yang sekedar berisi aturan hidup saleh.

Maka kelirulah umat dan para pemimpin Agama yang berselisih paham mengenai Kitab Suci yang paling asli, dan paling sempurna, dan paling sah. Semuanya itu sia-sia, jika tidak berjumpa dengan Tokoh yang berwenang menuntun ke Sorga. Lebih jauh lagi, Tokoh itu haruslah Pemilik Sorga sendiri, Yang Maha Tinggi, atau (barangkali) ada Tokoh lain yang diberi wewenang untuk menuntun umat ke Sorga. Hal ini akan menjadi jelas nanti.

Yang penting: jangan Sorga dibelenggu di dalam suatu Kitab Suci; seolah-olah siapa yang memegang Kitab Suci yang sempurna
sudah pasti memasuki Sorga. Membelenggu Sorga berarti membelenggu kebijakan (Inggris:‟policy‟) Pemilik Sorga. Sebab Pemilik Sorga pasti tidak mendelegasikan wewenangNya kepada sekedar Kitab! Akhirnya, Kitab hanyalah suatu benda, yang berisi petunjuk belaka; bukan menentukan masuk/tidaknya seseorang ke dalam Sorga.

Jangan pula TUHAN dibelengggu, seolah-olah TUHAN hanya berfirman di dalam Kitab2 dari Agama Semawi (Yahudi – Kristen – Islam). TUHAN berfirman juga di luar Kitab-kitab yang dianggap suci itu. Bahkan di dalam Kitab Weda (Veda), TUHAN sudah mencatatkan kebenaranNya, untuk mencairkan kesombongan yang merebak di tengah-tengah umat Tuhan. Di bawah ini beberapa Sloka dari Kitab Suci Agama Hindu, Weda, yang membuktikan bahwa TUHAN berfiman juga di dalam Kitab itu. Oleh pertimbangan ruangan, tiga contoh Sloka saja disajikan di sini:

Sloka 9:11: Orang bodoh mengejek diriku bila AKU menurun dalam bentuk diri manusia karena mereka tidak mengerti bentuk rohaniKU sebagai TUHAN YANG MAHA ESA yang berkuasa atas segala sesuatu yang ada.


Sloka ini memperkenalkan TUHAN YANG MAHA ESA, tanpa nama-pribadi. berbentuk roh(ani), tidak terbuat dari kayu ataupun batu; Yang Esa serta berkuasa atas segala sesuatu.Sadar atau tidak, Sloka ini adalah nubuatan tentang menurun atau menitisnya13 TUHAN, tampil dalam bentuk manusia. Lalu orang-orang bodoh mengejek. Satu-satunya manusia yang menyandang ciri titisan TUHAN adalah Yesus-Anak-Manusia, yang diejek, bahkan disalibkan oleh orang-orang yang (beragama, namun) tidak mengerti tentang Roh TUHAN!

13 „menitis‟ adalah istilah khas ajaran Hindu, di mana Penghuni Swargaloka (termasuk dewa/dewi Hindu) diyakini dapat menitis ke dalam bentuk manusia, sementara pribadi yang awal tetap menghuni Swargaloka (Swarga= sorga; loka=rumah); titisannya tampil selaku makhluk bumi (manusia atau hewan).

Ada kebenaran tertentu di dalam pengajaran tentang „penitisan‟ ini. Jika umat beragama mengakui bahwa TUHAN adalah Yang Maha Kuasa, tentu Yang Maha Kuasa atau Yang Maha Pencipta mampu melakukan penitisan. Siapa yang berani melarang TUHAN?

Luar biasa nubuatan yang dari India, dari zaman Abraham ini.

Sloka 9:2: Orang yang menyembah dewa-dewa akan dilahirkan di antara dewa-dewa, orang yang menyembah leluhur akan pergi kepada leluhur, orang yang menyembah hantu dan roh halus akan lahir di tengah makhluk seperti itu dan orang yang menyembah AKU akan hidup bersama AKU di dalam KERAJAANKU.


Menyembah TUHAN, akan masuk ke dalam Kerajaan TUHAN. Yesus adalah satu-satunya utusan Sorga yang memperkenalkan Injil Kerajaan Sorga {Matius 4:17; Matius 24:14, dll.}. Inginkah Saudara memasuki Sorga? Sembahlah TUHAN yang tidak terbelenggu, jangan sembah Tuhan-lokal!

Sloka 18:66: Tinggalkanlah segala jenis darma agamamu dan hanya menyerahkan diri kepadaKu; AKU akan menyelamatkan kamu dari segala reaksi dosa, jangan takut.

Segala macam darma, Ibadah, kebaktian {bahasa Quraan: syariat} , bukan persiapan yang cukup untuk beroleh keselamatan dari akibat dosa. Yang benar: penyerahan diri kepada TUHAN {bahasa Quraan: „menjadi Islam‟ (dalam iman Tauchid)} dan pengampunan dari dosa, yang juga bersumber dari TUHAN.

Seperti halnya Ibrahim dan ajaran Sloka-sloka ini, Yesus-Anak-Manusia tidak menetapkan syariat di dalam InjilNya. (Di kemudian hari, pemimpin agama Kristen merumuskan syariat masing-masing aliran). Yesus menjanjikan pengampunan (dari TUHAN) dan penyelamatan dari dampak dosa atau neraka..

Dengan melihat kebenaran ilahi yang disajikan oleh Sloka-sloka yang dikutip di atas, jelaslah bahwa TUHAN mampu berfirman dari setiap Kitab dengan cara memberi ilham penulisnya. Orang-orang berkebatinan tinggi bahkan mampu membaca „firman‟ TUHAN dari kenyataan-kenyataan ciptaan TUHAN di alam raya.

Beranikah sekarang Saudara secara jujur mengakui bahwa TUHAN, Yang Maha Besar tidakterikat di dalam salah satu Kitab Suci saja?

3. BELENGGU AGAMAWI
(“TUHAN mengesahkan hanya Agama kami!”).

Pada Bab yang lalu sudah ditunjukkan bahwa Belenggu Kebangsaan dan Bahasa „dikenakan‟ terhadap TUHAN. Setelah pengenalan akan TUHAN menyebar lebih luas melintasi batas-batas Kebangsaan, Iblis memanfaatkan Belenggu Agamawi. Umumnya setiap Agama bergerak menyeberangi batas-batas bangsa dan negara.

Belenggu itu nampak dari fakta bahwa sebagian umat beragama meng-claim yang : “Agama kamilahbenar! Agama kamilah yang menyembah TUHAN, satu-satunya Tuhan (prinsipMonotheisme). Agama kamilah satu-satunya yang diridhoi TUHAN.” Mereka cenderung menganggap bahwa Agama lain tidak mengenal TUHAN, Agama sesat!

Penyakit membelenggu TUHAN sedemikian diidap juga oleh sebagian orang yang menganut Agama Kristen. Mereka nyatakan: “Hanya orang Kristen yang beroleh keselamatan kekal!” Tidak sadar mereka bahwa Kitab Injil sendiri menyangkali mereka, dalam catatan Lukas 23:39-43, sewaktu Yesus mengatakan kepada seorang penjahat yang disalib disisiNya:

"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus."


Apakah penjahat yang selamat ini seorang yang beragama Kristen? TIDAK! Apakah Zakeus, yang oleh Yesus dinyatakan beroleh keselamatan {Lukas 19:9-10}14 adalah seorang beragama Kristen? BUKAN! Agama Kristen belum ada pada masa itu. Istilah „Kristen‟ baru disebut-sebut di kemudian hari.

14 Lukas 19:9 Kata Yesus kepadanya: "Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang ini pun anak Abraham. 10 Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang…”

Yang jelas, Zakeus dinyatakan oleh Yesus sebagai keturunan Abraham. Tentu bukan dalam arti jasmaniah, melainkan artian rohaniah. Zakeus mewarisi sikap-rohani Abraham. Zakeus tidak menyembah Yesus di kala itu, namun dia adalah seorang yang selamat!

Mengurung TUHAN di dalam Agama adalah kebathilan!

Seolah-olah TUHAN menganut Agama tertentu. Ini kekeliruan karena belum mengakui bahwa TUHAN tidak perlu beragama. Berarti umat sedang memperlakukan TUHAN sebagai manusia, makhluk ciptaan. Berarti memerosotkan martabat TUHAN.
Adalah bathil, jika seseorang mengurangi martabat Tokoh manapun! Teristimewa Tokoh Sorga dan utusan Sorga! Seolah-olah kekuasaan TUHAN terkurung pada Agama tertentu; hal ini tentu bermakna: Agama lain dikuasai Iblis.

Pembaca yang budiman, jika Saudara ternyata sudah terjerumus ke dalam kebathilan mengurangi martabat TUHAN atau utusanNya…,

…maukah Saudara mengakui kebathilan di masa lalu di hadapan Yang Maha Tinggi? Agar jangan murkaNya menerpa Saudara.
4. BELENGGU KEYAKINAN
(“Tidak mungkin manusia menjadi Tuhan!”)

Seringkali kalimat ini dimanfaatkan untuk menyangkali iman umat Buddhis, yang dianggap menyembah Buddha. Buddha adalah anak seorang Raja, jadi tadinya adalah manusia biasa, lalu meningkat secara spiritual, dan dipandang sudah memasuki kekekalan tanpa meninggal dunia (moksha). Maka Buddha dianggap layak disembah/diikuti. Kwan Im Pousat, yang dipercaya sudah menjadi Dewi (setara Tuhan), juga disangkali oleh paham ini: Tidak mungkin manusia menjadi Tuhan, menjadi Sesembahan.

Paham ini terasa seolah-olah sedang memuliakan TUHAN, mempertahankan kemuliaan TUHAN selaku satu-satunya Sesembahan. Padahal di baliknya, paham ini memiliki bayang-bayang dalam cermin-rohani: ”Tidak boleh TUHAN menampilkan diri selaku manusia!” Suatu belenggu baru terhadap TUHAN, belenggu yang tidak disadari.

Kebenarannya: sewaktu TUHAN, Yang Maha Kuasa, ingin menampilkan DiriNya selaku manusia, siapa yang berani melarang? Siapa yang punya hak melarang-larang TUHAN? Melarang-larang Yang Maha Kuasa berarti khianat, mencoba membelenggu. Akibatnya, Saudara jadi memiliki Tuhan yang tidak Maha Kuasa, kerugian bagi Saudara sendiri!

Begitu mahirnya Iblis membelenggu pikiran manusia, dikungkungnya dalam paham yang kelihatannya benar, namun sudah terpelintir oleh Iblis!

Lihatlah, belenggu terhadap TUHAN ini dilakukan oleh umat yang mengaku beriman. Umat yang memegang Kitab Suci yang dipercaya diwahyukan dari Sorga. Lalu menganggap TUHAN tidak berfirman melalui sarana lain. Padahal TUHAN berhak menyampaikan pesanNya melalui sarana apapun, asalkan umat mampu mem‟baca‟nya.

Dikutip ulang di sini, Sloka dari Kitab Weda, Kitab yang dianggap bukan Kitab Suci oleh umat beragama Semawi. Bacalah pernyataan TUHAN melalui Kitab Weda ini:

Sloka 9:11: Orang bodoh mengejek diriku bila AKU menurun dalam bentuk diri manusia karena mereka tidak mengerti bentuk rohaniKU sebagai TUHAN YANG MAHA ESA yang berkuasa atas segala sesuatu yang ada.

Sloka ini menjadi nubuatan tentang akan menurunnya atau menitisnya TUHAN, tampil dalam bentuk manusia. Lalu orang-orang bodoh mengejek. Nyatanya Sloka ini sedang mengecam keras, menyatakan bodoh, umat beragama yang telah membelenggu TUHAN: “Tidak boleh TUHAN tampil selaku manusia!”

Saudara, jika anda ternyata sudah terkungkung di dalam jerat Iblis membelenggu TUHAN, beranikah Saudara secara jujur mengakuinya di hadapan TUHAN? Mohonlah dilepaskan dari kungkungan!


5. BELENGGU DAYA PIKIR MANUSIA
(“TUHAN itu Esa, sejak awalnya sampai selama- lamanya!”).

Saudara telah melihat ragam-ragam belenggu yang dikenakan kepada TUHAN oleh manusia, antara lain belenggu Kebangsaan dan Bahasa, belenggu Kitab Suci dan Agama, serta belenggu Keyakinan (yang ternyata buta!). Inilah waktunya untuk merenungkan, apakah Saudara ingin maju secara rohani, semakin mengenal TUHAN, Yang Tidak Terbatas?
Sesungguhnya ragam-ragam belenggu yang telah disajikan di atas baru yang garis-besarnya saja. Banyak lagi belenggu yang dikenakan kepada TUHAN oleh umat yang terbelenggu daya pikirnya, namun dengan takabur mengaku paling mengenal TUHAN.

Harus diakui bahwa daya-pikir manusia sangat terbatas, sementara keberadaan TUHAN tidak terbatas. Sehingga tidak mungkin pikiran manusia memahami keseluruhan Pribadi TUHAN. Hal ini jelas diketahui oleh Iblis, si Penyesat.

Maka seringkali Iblis menunggangi pikiran manusia, meng-injeksi-kan gagasan yang kelihatannya benar, namun sudah membelenggu pikiran manusia itu, yang pada gilirannya membelenggu TUHAN yang dikenalnya, semakin terbatas. Memang Iblis sangat bernafsu mau membelenggu TUHAN, atau sekedar membelenggu pemahaman tentang TUHAN.

„Bunyi‟ salah satu belenggu itu: “TUHAN itu Esa, sejak awalNya sampai selama-lamanya. Tidak mungkin TUHAN tampil berdua!”

Gagasan ini terasa sebagai kebenaran, karena diturunkan dari paham keesaan dan keabadian TUHAN. Kekeliruan muncul pada gagasan yang tersembunyi, yang merupakan dampak dari gagasan pertama. Belenggu yang tersembunyi berbunyi: “TUHAN tidak (tidak mampu atau tidak boleh) memecah DiriNya menjadi dua atau lebih.” (“Tidak boleh!” kata manusia yang sudah lebih dahulu terbelenggu pikirannya oleh Iblis).

Pemahaman keliru di atas berangkat dari Wawasan Biologis Kemanusiaan, yang diterapkan manusia terhadap TUHAN. Bahwa mustahil TUHAN mempunyai isteri, lalu beranak. Mustahil TUHAN melakukan hubungan kelamin, sebab TUHAN adalah Roh, tidak memiliki alat kelamin. Jadi mustahil ada Anak TUHAN.

Padahal ada Wawasan Biologis yang canggih. berkaitan dengan kebenaran Injil: „Hikmat dari Amoeba‟. Yang berikut ini adalah hikmat yang tidak disadari oleh guru-guru agamawi: Yahudi - Muslim - Kristen.

Sadarkah Saudara bahwa bakteri, termasuk Amoeba, makhluk satu sel, mampu menghasilkan keturunan tanpa melakukan hubungan kelamin? Setiap sel Amoeba mampu memecah dirinya, menjadi dua. Yang pertama berperan sebagai bapak, yang muncul keluar dari bapak menjadi anak, kendati si bapak tidak berpasangan dan tidak melakukan hubungan kelamin. AMOEBA memecah diri menghasilkan Amoeba!

Maka jika…, jika TUHAN memecah DiriNya, atas kehendakNya sendiri, siapa berani melarang? Yang nekat melarang TUHAN itu adalah Pemberontak, Iblis. Musyrik dia.

Jika TUHAN benar-benar memecah diriNya, maka yang muncul, keluar dari diri TUHAN selayaknyalah disebut Anak TUHAN. Seperti AMOEBA, yang memper‟anak‟kan Amoeba. Dan Anak TUHAN bukanlah TUHAN, namun boleh ber-titel Tuhan (Perhatikan 4-huruf kecil). Maka sewajarnyalah Anak TUHAN (yakni Yesus) memanggil TUHAN dengan sebutan „Bapa‟. Dan wujud manusiaNya, wajarlah jika Yesus menyembah TUHAN, BapaNya.

Bahwa TUHAN sudah pernah memecah diri disepakati oleh ketiga „Kitab Suci‟:

  • Kitab Perjanjian Lama menubuatkan tentang Mesias yang akan datang, lebih kurang 6-abad sebelum kedatangan Mesias, pada Yesaya 61:1: 15 Roh TUHAN ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku;. Apakah seluruh Roh TUHAN ada pada diri Mesias? Jika demikian sorga kosong, bukan? Logisnya, hanya sebagian Roh TUHAN ada dalam diri Mesias, yang kemudian lahir dan menyandang nama Yesus! Yesus, Anak TUHAN, adalah Tuhan.
  • Rekaman Injil Lukas menyampaikan hal yang serupa pada Pasal-4 ayat-18: ”Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku,…”
15 Yesaya 61:1 Roh TUHAN ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, …

Kalimat ini adalah sabda Yesus sendiri, kendati sedang mengutip Yesaya 61:1 di atas. Dengan demikian Yesus membenarkan nubuatan Yesaya dan membenarkan pernyataan bahwa sebagian Roh TUHAN ada dalam diri Yesus-Anak-Manusia (yang jasmaniah).

Jelaslah mengapa Yesus menggelari diri dengan Anak-Manusia, sementara RohNya (bukan jasadNya) adalah Anak TUHAN; keluar dari TUHAN. Sewajarnyalah Yesus yang Roh TUHAN menyeru Yang Maha Tinggi dengan BapaKu. {„Hikmat Amoeba‟ ini tidak dimiliki orang-orang Yahudi di kala itu, sehingga mereka menganggap bahwa Yesus menyamakan diriNya dengan TUHAN, lalu mereka berencana membunuh Yesus!}
  • Al Quraan pada Surat Al Anbiyaa (21):91(dikutip sebagian): Dan Maryam yang telah memelihara kehormatannya, lalu Kami tiupkan ke dalam tubuhnya ruh dari Kami dan Kami jadikan dia dan anaknya tanda yang besar bagi semesta alam. {Baca juga Quraan Surat 66:12 dan 19:17 mencatat hal yang serupa}.
Jelas sekali, bahwa TUHAN telah mengeluarkan (sebagian) RohNya, atau meniupkan sebagian RohNya itu ke dalam tubuh Yesus-Anak-Manusia. Apakah dengan demikian Sorga kosong? Keliru, sebab hanya sebagian Roh TUHAN hadir di dalam diri Yesus-Anak-Manusia. Hanya sebagian… Itulah sebabnya Yesus bersabda dalam Yohanes 8:42:
Kata Yesus kepada mereka: "Jikalau TUHAN adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar dan datang dari TUHAN. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku.

Di dalam status Anak Manusia itulah Yesus, dengan rendah hati memuliakan BapaNya. Dalam konsep inilah dapat dimengerti sabda-sabda Yesus yang menyatakan diriNya tidak mampu berbuat apa-apa, karena Roh Bapa (di dalam diri Yesus) yang melakukan segalanya!

Lihatlah, Pembaca yang budiman; Kitab Weda, berabad-abad sebelum Kitab-kitab Suci diwahyukan, sudah menubuatkan bahwa akan terjadi Yang Maha Kuasa menitis, tampil dalam wujud manusia (Arti „menitis‟, lihat footnote-13).

Kitab Suci Yahudi menyatakan bahwa (sebagian) Roh TUHAN akan hadir dalam diri Mesias, Juruselamat (Al Masih) yang dinanti-nantikan.

Quraan juga sepakat sewaktu menyatakan bahwa TUHAN meniupkan sebagian dari RohNya ke dalam rahim Maryam. Lalu simaklah pernyataan gamblang dari Yang bersangkutan langsung, Yesus-Anak-Manusia: “…Aku keluar dan datang dari TUHAN…!”

Jelas sekali bahwa keseluruhan skenario penitisan TUHAN ke dalam wujud manusia adalah suatu rancangan agung, yang tentunya dari TUHAN sendiri. Seyogyanyalah manusia, ciptaan TUHAN menaklukkan pikirannya sungguh-sungguh kepada pikiran TUHAN, dan harus berani menyingkirkan belenggu-belenggu Iblis di dalam pikirannya.

{Kitab Perjanjian Baru melanjutkan lebih jauh, bahwa Yesus-Anak-Manusia itu dibuat sedikit lebih rendah dari pada malaikat. {Ibrani pasal-2 ayat-7 dan -9}. Tentu saja lebih rendah, sebab terkurung di dalam jasad manusia, sehingga kemampuan Yesus menjadi sangat terbatas, termasuk urusan kemanusiaanNya: haus, lapar, dapat mati fisiknya, dll. Namun selaku penyandang sebagian Roh TUHAN, wajarlah jika Yesus-Anak-Manusia memiliki otoritas lebih luhur dibandingkan semua nabi, bahkan memiliki otoritas terhadap setan-setan, yang di sepanjang Kitab2 Injil terbukti selalu takluk kepada Yesus.}

Tentu saja TUHAN jauh lebih luhur dari pada Amoeba dan manusia. Setelah TUHAN memecah diriNya menjadi dua, TUHAN mampu menyatukan kedua bagian itu kembali. Hal ini disepakati oleh Quraan dan Injil.

Kemampuan TUHAN menyatukan kembali kedua bagian diriNya dinyatakan secara tersamar dalam Quraan, Surat An Nisaa(4):158: Tetapi Allah {maksudnya: Yang Maha Tinggi} telah mengangkat Isa {=Yesus} kepadaNya…

Diangkat kepada TUHAN, bukan sekedar diangkat ke Sorga. Dan selaku Tuhan Yang Maha Besar, pengertian „kepadaNya‟ tentu bermakna menyatu kepada diriNya. Surat Ali Imran ayat-55 juga mengajarkan yang serupa.

Bahwa Tuhan dan TUHAN bersatu kembali {bahkan tidak pernah terpisah}, disabdakan oleh Yesus, dalam Yohanes 10:30: “Aku dan Bapa adalah satu!”

Tidak pernah terpisah, karena roh adalah seperti angin {pelajari Yohanes 3:8}, tidak tepat seperti Amoeba, yang adalah zat padat dan zat cair. Kebenaran di dalam urusan „angin‟ (atmosfir adalah: „ANGIN‟ (atmosfir) besar dan „Angin‟ (atmosfir) kecil di dalam paru-paru manusia tidak pernah terpisah mutlak. Gambar di bawah ini kiranya boleh menolong pemikiran Saudara.
Sejak awal zaman, sampai abadi, TUHAN, Yang Maha Besar, tetap sama; tidak berubah. Pada l.k. 2000 tahun yang lalu tampil Anak TUHAN di bumi, terkurung dalam jasad manusia: Yesus. Pandangan kedagingan akan melihat keterpisahan Bapa dari Anak. Namun keterpisahan itu hanya sementara, dan secara ROH, itu hanya keterpisahan yang semu. Terjadi penyatuan kembali setelah Anak (RohYesus) kembali kepada TUHAN (naik ke sorga).
Demikianlah keadaannya; Roh TUHAN dan Roh Tuhan (dalam diri Anak Manusia) tidak pernah terpisah. Jelaslah mengapa Yesus sabdakan lebih gamblang dalam Yohanes 17:10, pasal tentang Doa Yesus kepada Bapa Sorgawi: “…dan segala milik-Ku adalah milik-Mu dan milik-Mu adalah milik-Ku, dan Aku telah dipermuliakan di dalam mereka…”
Segala milik Bapa adalah milik Anak dan segala milik Anak adalah milik Bapa Sorgawi. Semakin nyata kesenyawaan antara Bapa dan Anak, sehingga gugurlah tudingan segolongan umat yang mengatakan bahwa pengikut Yesus adalah penyembah dua Tuhan!

Suatu kebenaran Pelengkap: Isa/Yesus selaku putera Maria(m), dalam status kemanusiaanNya, di Bumi, tentu harus menyembah TUHAN, di Sorga. Menyembah Bapa Sorgawi. Namun pada saat ini (abad-XXI) „mereka‟ sudah menyatu kembali, menjadi SATU Pribadi yang disembah! Maka para penganut Injil murni adalah penyembah SATU Tuhan. Dengan demikian, jelaslah istilah Yesus16-Anak-TUHAN adalah suatu kebenaran di dalam wawasan rohani. Tidak untuk keliru dimengerti di dalam Wawasan jasmani kemanusiaan.

16 Sebagian umat sulit menerima bahwa Isa adalah Yesus… Ada yang mengatakan Isa adalah Esau. Ini pernyataan yang lancung dan bodoh. Esau memiliki ayah, yakni Yakub. Isa (dalam Quraan) tidak memiliki ayah, lahir dari Maryam yang perawan. Yesus (dalam Kitab Injil) juga lahir dari perawan, tidak dari benih laki-laki. Jelaslah asal-usulnya julukan Isa bin Maryam (=Maria) dan Yesus putera Maria. Isa dan Yesus adalah tokoh yang sama dengan nama yang berbeda karena masalah logat (dialek).

Saudara, jika pikiran anda sempat terkungkung sehingga membelenggu TUHAN, beranikah Saudara mengakui kekeliruan di masa lalu di hadapan Yang Maha Kuasa?


6. BELENGGU-BELENGGU PIKIRAN MANUSIA

TUHAN, Yang Maha Besar, adalah tidak terbatas, sedangkan manusia beserta pikirannya sangat terbatas! Maka siapa saja yang memikirkan keberadaan TUHAN yang Roh dikaitkan dengan pikiran kedagingan, harus sangat berhati-hati. Lihatlah belenggu-belenggu berikut, yang semuanya berangkat dari keterbatasan pikiran manusia dan kecerobohan menggunakannya.

BELENGGU: “Tidak mungkin Tuhan disalibkan!”

Ini adalah suatu pernyataan yang sangat tepat. Bagaimana mungkin Tuhan, Yang Roh, dipancangkan kepada salib, yang fisik? Namun pikiran berikut sama benarnya: “Yang tersalib itu hanya jasad, atau tubuh-jasmani, yang me-wadah-i sebagian Roh TUHAN!”

Roh TUHAN (Rohullah; Quraan) itu sendiri tidak tersentuh oleh salib, yang fisik. Belenggu sesungguhnya di dalam pikiran manusia: “Tidak boleh Tuhan memberi tubuh-jasmaniNya disalibkan!” Lihatlah jerat yang ditanamkan oleh Iblis ke dalam pikiran sebagian umat, sehingga mereka melarang-larang TUHAN!

Siapa saja yang mampu memisahkan wawasan kedagingan dari wawasan roh akan menampak bahwa: kendati tubuh-jasmani Yesus disalibkan, namun (sebagian)Roh TUHAN dalam diriNya tetap jaya, tidak rusak. Bahkan kerusakan tubuh-kedagingan itu diperlukan, menjadi prasyarat untuk RohYesus menyatu kembali kepada BapaNya!

Maksud yang lain dalam mengijinkan tubuh-jasmaniNya disalibkan adalah men-demonstrasi-kan kepada umat TUHAN bahwa jasad manusia tidak berarti. Semua jasad manusia datang dari debu, pasti kembali menjadi debu (Inna lillahi wa inna ilaihi roji‟un.) Hal itu adalah bagian dari pengajaran Injil yang disampaikan oleh Yesus dalam Yohanes 6:63;

“…Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna…”
(Tidak berguna untuk hidup dalam kekekalan).


BELENGGU: “Mana mungkin ada tiga Tuhan! Itu penyembahan berhala!”

Uraian-uraian panjang yang terdahulu, jika disimak dengan teliti, sesungguhnya sudah harus memecahkan belenggu ini. TUHAN, Yang Maha Besar adalah satu, dan Maha Kuasa. Maka, jika TUHAN ingin menampilkan sebagian RohNya dalam wujud Yesus-Anak-Manusia, siapa berani larang? Lagi pula keterpisahan (pada pandangan manusia) itu hanya berlangsung untuk waktu yang singkat, sangat singkat (tiga puluhan tahun dibandingkan dengan rentang waktu dari awal sampai kepada keabadian!)

BELENGGU: “TUHAN itu tiga Pribadi: Bapa-Anak- RohKudus!”

Umat golongan ini tidak melihat bahwa Yesus sudah membagi Roh Kudus kepada para murid sebelum Dia kembali ke Sorga {Yohanes 20:22}; dengan cara mengembusi para murid. (Mirip sekali dengan pernyataan Quraan, TUHAN meniupkan sebagian RohNya ke dalam rahim Maryam). Ini menjadi pemberian-awal Roh Kudus, mendahului pencurahanNya, yang menyusul.

Peristiwa ini terjadi sebelum Yesus menyatu kembali kepada Bapa Sorgawi, jadi menunjukkan bahwa Yesus memiliki martabat melebihi Roh Kudus! Bukan setara. Banyak ayat lain di dalam Kitab Yohanes mendukung kebenaran ini (Silahkan umat kristiani pelajari lagi Injilnya). Bahwa Yesus menyandang Roh Kudus, itupun diajarkan di dalam Quraan (Qs.2:253: …Kami memperkuatnya dengan RuhulQudus…).

Maka ketika Roh Kudus dicurahkan, yakni setelah Anak menyatu dengan Bapa, tentu RohYesus itu juga yang dicurahkan (selaras dengan pemberian awal kepada para murid dalam Yoh.20:22 tadi; periksa juga Kis.16:6,7 dan Fil.1:19).

Sungguh menyedihkan, sebagian umat terkungkung dalam paham yang keliru, menganggap bahwa TUHAN itu tiga pribadi, dan ketiganya sama martabat. Akibatnya muncullah ejekan: “Mana mungkin 1+1+1 = 3?” Belenggu pikiran sedemikian harus dipatahkan.

Yang benar adalah „1‟ yang menjadi pangkal atau induk, lalu yang satu itu, untuk sementara memecah diri menjadi dua, untuk kemudian menyatu kembali. Dan keseluruhan Roh TUHAN itu tidak pernah berkurang, karena perpisahan yang terjadi adalah semu. Dalam Alam Roh, setiap bagian Roh itu tetap dalam satu kesatuan (Yohanes 10:30). Di bawah inilah kebenaran ilahi:

Yang Maha Besar memisahkan sebagian RohNya, masuk ke dalam jasad manusia (Yesus-Anak-Manusia). Lalu jasad manusia itu pecah (Yesus tersalib), prasyarat agar kedua „bagian‟ itu dapat menyatu kembali. Terjadi penyatuan kembali, dilanjutkan dengan pencurahan bagi semua umat manusia yang mau menerima RuhulQudus itu!

Saudara, pemberian RuhulQudus dari TUHAN, pertama kali terjadi kepada Yesus-Anak-Manusia (Isa bin Maryam; QS.2:253), dengan cara dihembuskan. Lalu, Oleh Yesus-Anak-TUHAN, terjadi pemberian-awal bagi para muridNya (Yohanes 20:22), juga dengan cara dihembuskan. Dilanjutkan dengan pencurahan Roh Kudus, sehingga semua orang dapat menerimanya jika dia menyatakan dengan jelas, melalui doa-doa yang harus diucapkan.17

17 DOA SEDERHANA: “Saya menyembah TUHAN, Yang Maha Tinggi, Yang pernah membagi RohNya untuk bersemayam di dalam diri Yesus-Anak-Manusia. Saya ingin diberi Roh TUHAN di dalam diriku, untuk memperbaharui pribadi saya. Segala macam kuasa Iblis dan jin-jin-yang-jahat harus enyah dari diriku, dari kehidupanku. Saya mohon agar disucikan dari dosa-dosa saya, oleh kasih Tuhanku; saya mau dibimbing terus di jalan yang lurus, dibimbing terus ke dalam Sorga kekal; AMIN.” Jika anda dengan tegas memanjatkan doa ini, dan dapat selesai dengan mulus, maka segera akan merasakan sejahtera di hati!

Roh Kudus, atau bagian kecil dari Roh TUHAN, itulah yang melakukan transformasi atas pribadi manusia, menjadi benih untuk watak-ilahi, sehingga layak memasuki kekekalan!

Sembahlah TUHAN, yang pada suatu masa yang singkat pernah memberikan sebagian RohNya bersemayam di dalam tubuh manusia (Yesus-Anak-Manusia), dan memperkuat Isa/Yesus (manusia) dengan Roh Kudus.



7. HIKMAT DARI LAUT

Umat yang memiliki kerendahan hati seyogyanya mengakui bahwa daya-pikir manusia sangat terbatas, sementara keberadaan TUHAN tidak terbatas. Sehingga tidak mungkin pikiran manusia memahami keseluruhan Pribadi TUHAN. Kenyataan ini dimengerti juga oleh Iblis si Penyesat, yang terbukti menunggangi keterbatasan manusia sehingga gagal mengerti keberadaan TUHAN, namun manusia menyatakan diri sudah menyembah TUHAN, Yang Benar.

Keterbatasan daya pikir manusia dihadapkan kepada ketidak-terbatasan TUHAN dapat digambarkan melalui ilustrasi berikut.

ILLUSTRASI: Seorang anak remaja, sepulangnya dari piknik ke Bina Ria, Ancol, Jakarta, menyatakan: “Aku telah melihat laut!” Tidak seorangpun membantah. Padahal yang bernama laut ada ribuan kali lebih luas dari pantai Bina Ria yang dikunjungi oleh anak remaja itu. Demikian juga terjadi dengan anak-anak remaja di tepi laut di seluruh dunia.

Manusia umumnya mengakui keterbatasan daya-pikir anak-anak, yang tidak mampu „menangkap‟ seluruh lautan. Orang dewasa tak pernah membantah pernyataan anak kecil itu! Tetapi apa yang terjadi ketika segolongan orang, penyembah Yesus-Yang-sebagian-Roh-TUHAN mengatakan “Saya sudah menyembah TUHAN!”? Umat golongan lain mungkin memprotes, bahkan menyergah: “Kamu tidak menyembah Yang Maha Besar!” Atau: “Kamu sesat!” Atau “Kafir!” Dan sergahan lainnya.

Sergahan tadi dianggap benar, karena orang yang pertama menyembah hanya sebagian-Roh-TUHAN, belum menyembah TUHAN. Tetapi dalam hikmat tentang laut, bahwa siapa yang melihat sebagian lautan, sah menyatakan sudah melihat laut, maka sesungguhnya segolongan orang yang menyembah (sebagian)-Roh-TUHAN tadi sah juga menyatakan dirinya sudah menyembah TUHAN; tidak dapat dipersalahkan.

Kedua kasus ini harus diperlakukan adil setelah mempertimbangkan keterbatasan (pikiran) manusia untuk menangkap sesuatu yang besar, bahkan Yang Maha Besar. Sebagaimana orang-orang dewasa memaklumi keterbatasan anak-kecil mengenai laut, demikian juga TUHAN, sangat memaklumi keterbatasan umatNya mengenai DiriNya!

Keterbatasan daya-pikir manusia sangat dimengerti oleh Yesus sendiri, sehingga disabdakanNya dalam Yohanes 14:9:

Kata Yesus kepadanya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami…”

Yesus, dengan sebagian Roh-Bapa di dalam dirinya, sangat mengerti keterbatasan manusia. Namun keangkuhan hati Filipus tidak sadar akan keterbatasan dirinya memahami Yang Maha Besar, minta ditunjukkan keseluruhan Bapa Sorgawi. Hasilnya adalah kecaman.

Mengapa ada standard-ganda di dalam manusia memperlakukan kasus-sebagian-laut dan kasus-sebagian-Roh-TUHAN di atas? Pasti karena hadirnya Iblis, yang tidak suka manusia menyembah TUHAN. Iblis juga tidak suka jika sebagian-Roh-TUHAN dikenal jelas oleh umat. Sebab Iblis sangat bernafsu, agar manusia menyembah setan saja!

Maka Iblis menunggangi keangkuhan yang hadir di dalam diri setiap manusia untuk mengadu-domba dengan cara yang disinggung di atas: Yang satu menyergah yang lain.

Beranikah Saudara bersikap adil terhadap kedua kasus tadi, lalu menyatakan:

barangsiapa melihat sebagian laut, dia sudah melihat laut;
dan
siapa menyembah sebagian TUHAN, dia sudah menyembah
TUHAN!


8. UMAT TUHAN, JANGAN SALING MENGEJEK!

Sekedar menunjukkan betapa kerasnya pertikaian antar umat yang beragama Semawi, lihatlah „perang‟ yang dilancarkan oleh sebagian umat terhadap Al Quraan.

Pada tahap pertama, dikutip ayat Quraan, Surat An Nisaa(4):82: …Kalau kiranya Al Quraan itu bukan dari sisi Allah (yakni TUHAN), tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.

Lalu dikutip dan ditunjukkan beberapa pasang ayat Quraan dan Hadits, serta pertentangan yang diidap ayat-ayat itu, untuk kemudian menyimpulkan bahwa lancunglah Quraan, padahal tidak demikian kebenarannya!

Beberapa pertentangan di dalam Quraan yang mereka tampilkan itu (dikutip 3-pasang saja), lalu dinyatakan bertentangan adalah sebagai berikut (baca juga footnote masing-masing, yang menjelaskan titik pertentangannya):

[ 1 ] Allah (maksudnya: TUHAN) tentu yang terkemuka 18 Al Masih Isa terkemuka di dunia dan di akhirat (QS.3:45).
[ 2 ] QS.31:34; Hanya pada sisi Allah (maksudnya: TUHAN) pengetahuan tentang kiamat 19 Isa memberi pengetahuan tentang kiamat (QS.43:61).
[ 3 ] QS.22:17; Allah (maksudnya: TUHAN) memberi keputusan di akhirat 20 Isa menjadi saksi terhadap mereka(QS.4:159).

18 Surat Al Hadid(57):2: KepunyaanNyalah kerajaan langit dan bumi, Dia menghidupkan dan mematikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu …namanya Al Masih Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat… {Ali „Imran(3):45}. PERTENTANGANNYA: Yang terkemuka di dalam setiap Kerajaan (langit dan bumi) tentulah Raja. Apa Isa sudah merebut martabat Yang Maha Tinggi?
19 Surat Luqman(31):34: Sesungguhnya Allah (baca: TUHAN), hanya pada sisiNya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat… Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat… {Az Zukhruf(43):61}. PERTENTANGANNYA: Apa salah satu ayat Quraan ini harus dibatalkan?
20 Surat Al Hajj(22):17: …Allah (baca: TUHAN) akan memberi keputusan di antara mereka pada hari kiamat… Dan tidak seorangpun dari Ahli Kitab melainkan akan beriman kepada Isa sebelum matinya, dan pada hari kiamat dia menjadi saksi terhadap mereka {An Nisaa(4):159}… bahkan di dalam Hadits Shahih Muslim I, no.104 dicatat kesaksian Muhammad: “Demi Allah (TUHAN), sungguh „Isa anak Maryam akan turun menjadi Hakim yang adil.”


Lebih jauh lagi, Hadits Nabi menyatakan Isa menjadi Hakim di akhir zaman! Berarti Isa/Yesus yang Rohullah memutuskan nasib manusia!

Fakta tentang adanya pertentangan di antara ayat-ayat Quraan sendiri menimbulkan pertanyaan: Apakah salah satu ayat dari setiap pasangan di atas harus dibatalkan? Wah, menghapuskan ayat, siapa yang berhak? Itu bukan penyelesaian yang sehat, melainkan pelecehan terhadap Kitab Suci! Lalu bagaimana penyelesaian pertentangan itu?

KERANCUAN: Siapa sesungguhnya yang menjadi Hakim di Hari Kiamat? TUHAN atau Isa/Yesus? Apakah salah satu ayat Kitab Suci dapat dibatalkan?

Bagi Pembaca yang sudah menekuni semua uraian di dalam Buku ini, tidak sulit untuk meredakan pertentangan-pertentangan tadi.

Sudah diterangkan betapa TUHAN memecah diriNya (untuk sementara) menjadi dua. Yakni Roh TUHAN dan Roh Tuhan (dalam diri Yesus/Isa).

Melalui ilustrasi, sudah diterangkan bahwa „anak‟ Amoeba dengan „bapak‟ AMOEBA memiliki watak dan kemampuan yang serupa. Maka tidaklah mengherankan bahwa watak Yesus serupa dengan watak BapaNya (TUHAN). Demikian pula kemampuan Yesus serupa dengan kemampuan Yang Maha Tinggi, sehingga mampu melakukan mujizat, sampai kepada membangkitkan orang mati (atas izin BapaNya), suatu kemampuan yang ilahi.

Juga telah diterangkan betapa TUHAN mengangkat Yesus kepadaNya (bukan sekedar mengangkat ke sorga), menjadi petunjuk betapa kedua Roh itu (Roh TUHAN dan Roh Tuhan) menyatu kembali.

Dengan menyatunya Roh Yesus dengan Roh TUHAN, tidak perlu diherankan lagi jika dinyatakan:

{ 1 } Al Masih Isa (dalam kesatuan dengan TUHAN), terkemuka di dunia dan di akhirat (QS.3:45 Matius 28:17)
{ 2 } Isa/Yesus, dalam kesatuan dengan TUHAN, memberi pengetahuan tentang kiamat (QS.43:61 Matius Pasal-24 dll.)
{ 3 } Isa/Yesus (dalam kesatuan dengan TUHAN) menjadi Hakim di akhir zaman! Berarti Isa/Yesus yang memutuskan nasib manusia! (Hadits Nabi Matius 25:31-46).


Dan selanjutnya, di dalam pernyataan-pernyataan Kitab Injil: Yesus (dalam kesatuan dengan BapaNya) adalah Juruselamat manusia, juga Raja Sorga! Itulah sebabnya dinyatakan (dengan benar): Yesus tidak membawa sesuatu Agama ke bumi ini, melainkan memperkenalkan Injil Kerajaan Sorga {Matius 4:17; 24:14, dll.}.

Di dalam hikmat yang disampaikan di dalam Buku ini, mudahlah dimengerti apa yang tertulis di dalam Quraan, Surat An Naas, kilauan mutiara di penghujung Al Quraan:

1. Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai)21 manusia.
2. Raja manusia,
3. Sembahan manusia,
4. dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi,
5. yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,
6. dari (golongan) Jin dan manusia.


21 Kata-kata di dalam kurung ini adalah tambahan (tafsiran) oleh penterjemah Quraan; penambahan yang merusak arti, sehingga diberi coretan alias tidak perlu dibaca. Tuhan-manusia adalah suatu kata majemuk, yang tidak dapat dipisahkan. Kata inipun tidak berbunyi Tuhannya manusia. Arti yang sebenarnya adalah Tuhan yang berwujud manusia.

Singkat kata, Surat ini menunjukkan bahwa syaitan, jin dan orang jahat adalah lawan-lawan umat yang taqwa, yang bersungguh hati ingin ke Sorga. Namun kejahatan itu begitu dahsyatnya mempengaruhi manusia, sehingga dibutuhkan satu Tokoh yang berciri: Tuhan, namun tampil selaku, Raja dalam wujud manusia dan Sesembahan, namun berwujud manusia.

Padahal, kepercayaan umum menyatakan syiriklah barangsiapa menyembah manusia. Surat An Naas inilah yang menampilkan suatu perkecualian. Tidak syirik menyembah satu Tokoh tertentu yang berwujud manusia! Perkecualian itu ada dalam Tokoh Yesus, karena menyandang Roh TUHAN di dalam diriNya.

Maka setiap orang yang menyembah Roh TUHAN di dalam diri Yesus (bukan menyembah Yesus-Anak-Manusia, yang fisik!), akan beroleh lindunganNya dari serangan-serangan setan.



Otoritas terhadap jin dan syaitan inilah yang sudah lebih dahulu diajarkan oleh Yesus di dalam Rekaman Injil Markus Pasal-16 ayat-17:

Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku…,

Jelas sekali, umat TUHAN tidak perlu takut akan setan! Dengan mengandalkan kuasa Yesus, dengan menyebutkan nama Yesus22, maka setan-setan akan takluk, menyingkir.23


22 Nama „Yesus‟ dibawa oleh malaikat Gabriel (Jibril) dari Sorga, jadi bukan berasal dari bumi semisal Polan , dan yang lainnya {baca Rekaman Injil Matius 1:23 dan Lukas 1:31}.
23 Pengalaman mengusir setan adalah perkara biasa bagi umat (bukan hanya beragama Kristen) yang mentaati Injil Yesus! Betapa pedih hati ini memirsa peristiwa demi peristiwa di mana berpuluh siswa/siswi Sekolah Lanjutan dirasuk setan, tidak dapat cepat ditolong. Padahal ada kuasa yang tersembunyi di dalam Surat An Naas, mutiara di penghujung Quraan!


Penulis, beserta ratusan rekan-rekan lainnya (menganut Injil Yesus dengan sungguh), keberkatan karena telah diberi pengalaman memanfaatkan wibawa sorgawi yang diterangkan oleh Surat An Naas ini (ditegaskan dalam Injil Yesus).

Bagus jika para Pembaca juga menikmati berkat yang serupa!


9. KEBATHILAN IBLIS!

Pembaca yang dikasihi oleh TUHAN, semua belenggu terhadap TUHAN adalah kebathilan manusia yang pikirannya sudah lebih dahulu dibelenggu oleh Iblis. Maka segala belenggu terhadap TUHAN yang dibahas di dalam buku ini adalah kebathilan Iblis.

Inti kejahatan Iblis: Kerajaan TUHAN yang utuh dan padu, dipecah-pecah menjadi Agama-agama, bahkan lebih kecil lagi: menjadi sekte/aliran yang saling bergesekan! Apa tujuan Iblis yang lebih jauh? Supaya setiap pecahan kecil itu mudah ditunggangi dan dikuasai, („devide et impera‟) semakin renggang dari TUHAN, bahkan jika dapat, dituntun ke neraka!

Lihatlah kebesaran TUHAN, yang tidak dapat di‟belenggu‟ oleh apapun. Sudah jelas bahwa TUHAN mampu „berbicara‟ melalui Taurat (Yahudi), Rekaman-rekaman Injil, Quraan, bahkan melalui Weda (Hindu)! Lebih unggul lagi: orang-orang bijaksana mampu mem‟baca‟ firman TUHAN dari ciptaanNya! (Ingat pelajaran dari amoeba?)

Inilah waktunya, Pembaca yang dikasihi TUHAN, untuk Saudara bertobat dari kebathilan membelenggu TUHAN. {Penulis tidak bermaksud menyesatkan Pembaca, seolah-olah TUHAN dapat dibelenggu. Mana mungkin?}


Kebenarannya di sini adalah, pikiran Saudara mungkin sudah memerosotkan martabat TUHAN, membelenggu konsep-tentang-TUHAN oleh pikiran sendiri yang sudah terbelenggu oleh Iblis, lalu dimerdekakan oleh hikmat {dari Yesus/Isa; Az Zukhruf(43):63}.

Sekali lagi, tulisan ini tidak bertujuan Kristenisasi. Di seluruh buku ini tidak ada ajakan agar Saudara berpindah Agama. Penulis sekedar menyerukan untuk mengembalikan kemuliaan TUHAN, tidak lagi terbelenggu, lalu umat agar menyembah TUHAN, Yang Maha Tinggi, Yang sebagian RohNya pernah hadir di dalam diri Yesus-Anak-Manusia!

Suatu pertobatan harus dinyatakan di dalam doa… Maka di bawah ini disediakan teks-doa yang perlu dipanjatkan beberapa kali, demi kesungguhan hati Saudara. Panjatkanlah berulang kali di sepanjang rentang waktu beberapa bulan. Maka Saudara akan merasakan beroleh hikmat, lalu dapat merenungkan Kitab Suci dengan pikiran yang baru, yang bebas dari belenggu-belenggu Iblis, pikiran yang memuliakan TUHAN, Pencipta kita sekalian. Panjatkanlah doa berikut, dengan bersuara atau di dalam hatipun:


Saya menyembah TUHAN, Yang Maha Tinggi, yang sebagian RohMu pernah hadir di dalam diri Yesus.

Ya Tuhanku, saya sadar bahwa pernah ada belenggu-belenggu Iblis di dalam pikiran saya, sehingga saya seolah-olah membelenggu Engkau, ya Tuhan. Maka saya bermohon agar kuasa Roh TUHAN memerdekakan diriku dari belenggu-belenggu Iblis, dan saya mohon diberi kebijaksanaan, bahkan hikmat, untuk semakin mengenal TUHAN.

Saya membatalkan semua persekutuan dengan Iblis di masa laluku; semua perjanjian dengan Iblis saya batalkan, tidak berlaku lagi; juga semua jasa Iblis saya tolak dari diriku.

Saya terikat perjanjian dengan TUHAN, Yang Maha Tinggi, dan saya hanya mau menerima berkat-berkat dari TUHAN, Pencipta diriku.

Ya TUHAN, saya sudah menampak bahwa Isa, selaku Anak Manusia, Engkau perkuat dengan Rohulqudus; maka saya, juga selaku anak manusia, bermohon, jika boleh, perkuat juga diriku dengan Rohulqudus, agar saya boleh bertahan dari serangan Iblis, si Jahat. Demi nama Yesus, enyahlah semua setan dan jin-yang-jahat dari diriku; saya mau dikawal oleh malaikat Sorga, diamankan di sepanjang kehidupan saya.

Ya TUHAN, Rajaku, saya bermohon ampun untuk dosa-dosaku di masa lalu, mohon dibimbing oleh Roh Kudus, mohon saya diterima di dalam KerajaanMU, supaya saya beroleh Sorga kekal. Demi nama Yesus, saya sudah berdoa; AMIN.

KELANJUTANNYA: Saudara tidak diharuskan bergabung berpindah dari satu (Lembaga) keagamaan kepada lembaga lainnya. Sekali lagi: buku ini bukan suatu upaya kristenisasi. Saudara yang tadinya mengaku Islam, tetaplah Islam (dalam artian memiliki iman Ibrahim: menyembah Yang Menciptakan diriku). Yang tadinya mengaku beragama Kristen, tetaplah Kristen (dalam artian penganut Injil Yesus).

Agama yang Saudara anut (beserta Kartu Tanda Penduduk) tidak harus diganti! Mengganti agama Saudara mungkin berakibat membelenggu TUHAN kembali dengan belenggu yang baru . Kecuali jika Yang Maha Tinggi menghendaki Saudara berganti agama (melalui pesan-pesan khususnya, semisal mimpi, suara hati nurani, dll.) Segala sesuatu dilakukan di bawah bimbingan TUHAN.

Sebab penyembahan kepada TUHAN (Yang Maha Besar) tidak diukur oleh segala macam kegiatan ritual atau festival Agamawi, melainkan diukur melalui KETAATAN kepada TUHAN dan pemeliharaan atas WATAK yang dikenan TUHAN.

Kemajuan rohani Saudara ditentukan oleh pemahaman yang sungguh (dan ketaatan) terhadap Injil (Berita Sukacita) yang dibawa oleh Isa/Yesus. Maka pelajarilah Ajaran Injil dari:

  • Kitab Taurat (Yahudi), pada bagian-bagian yang menjanjikan kedatangan Mesias, utusan yang akan datang dari TUHAN;
  • Di dalam Al Quraan (perhatikan riwayat dan sabda-sabda Isa/Yesus);
  • Kitab Perjanjian Baru, yang menyajikan Injil secara lebih lengkap, khususnya dalam rekaman-rekaman Injil yang dituliskan oleh Matius, Markus, Lukas dan Yohanes.

Berdasarkan ketekunan Saudara merenungkan riwayat Isa/Yesus dan sabda-sabdaNya, bangun dan tegakkanlah iman terhadap TUHAN (melalui Isa/Yesus) dari Kitab-Kitab itu, sebab „siapa yang telah mengenal Yesus (Tuhan), dia sudah mengenal TUHAN‟ (Ingat hikmat dari Laut?). Dan di dalam setiap pembacaan, jika bertemu dengan kemampuan ilahi yang tampil dari diri Isa/Yesus sadarilah selalu bahwa yang tertulis mengenai kemampuan Yesus, dilakukanNya dalam kesatuan dengan Yang Maha Tinggi.

Mungkin sulit memahami yang tertulis dalam Kitab-kitab tadi? Ulangilah berdoa, mohon bimbingan hikmat, seperti yang sudah tertulis di atas. Atau, cari dan bergabunglah dengan persekutuan (paguyuban) yang tidak menyuruh Saudara berpindah agama, tidak menyuruh Saudara dibaptis air, tidak mensyaratkan segala macam syariat-syariat keagamaan.

Atau Saudara dapat menghubungi kami, pada no-tilpon dan e-mail address kami, karena kami akan mengirimkan kepada Saudara (dengan cuma-cuma!).

Kami doakan agar kasih karunia Sorgawi memenuhi
kehidupan Saudara!




TENTANG PENULIS

Salam sejahtera di dalam kasih sorgawi!
Secara rohani, Penulis adalah murid Isa/Yesus, bukan dalam bentuk iman (agama) Kristen, melainkan menganut ajaran Injil yang murni, ajaran sebelum agama Kristen dikenal. {Istilah Kristen mulai dikenal bertahun-tahun setelah Yesus kembali ke sorga, [Kisah Para Rasul 11:26].} Penulis menata kehidupan sesuai ajaran Injil yang dibawa oleh Yesus {Quraan menyatakan bahwa Isa/Yesus adalah pembawa Injil}, yang berbeda dari norma/syariat agama Kristen.

Penulis bukanlah pengikut sesuatu sekte kristiani, yang baru terbentuk ratusan tahun, atau bahkan ribuan tahun setelah Yesus kembali ke sorga; Penulis adalah murid Yesus dalam arti yang murni.

Dengan secara berhati-hati, selama puluhan tahun, Penulis menelaah Kitab Perjanjian Lama (yang merekam pengajaran Agama Yahudi), Kitab Perjanjian Baru (pegangan umat beragama Kristen, Quraan (Kitab Suci kaum Muslimin), bahkan Weda (dari umat Hindu). Dari studi selama puluhan tahun itu, oleh bimbingan sorgawi, Penulis menemukan, lalu menyembah dan mentaati TUHAN yang tidak terbelenggu! Penulis tidak memuliakan salib, gereja, patung kayu ataupun batu.

Semoga Pembaca dapat memaklumi (tidak dipaksa harus mengimani) isi buku ini, yang dituliskan bukan untuk melakukan kristenisasi, melainkan untuk memperkenalkan TUHAN yang tidak terbelenggu. Penulis dapat dihubungi melalui e-mail: zilomdo07@yahoo.com atau pada handphone: 081314530520.




Mazmur 10 10:16
TUHAN adalah Raja untuk seterusnya dan selama-lamanya. Bangsa-bangsa lenyap dari tanah-Nya.


Mazmur 93 93:1
TUHAN adalah Raja, Ia berpakaian kemegahan, TUHAN berpakaian, berikat pinggang kekuatan. Sungguh, telah tegak dunia, tidak bergoyang;

Mazmur 97 97:1
TUHAN adalah Raja! Biarlah bumi bersorak-sorak, biarlah banyak pulau bersukacita!